Selasa 19 Oct 2021 14:42 WIB

PeduliLindungi Digunakan di 28 Pasar Tradisional Yogyakarta

Pasar yang sudah siap menggunakan aplikasi PeduliLindungi yakni Pasar Prawirotaman.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
Pembeli bertransaksi dengan metode pemindaian QRIS dengan aplikasi DOKU e-Wallet di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta, Ahad (6/9).  Saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta mulai mengenalkan transaksi nontunai di pasar tradisional. Sebagai percontohan diterapkan di Pasar Beringharjo dan Pasar Prawirotaman. DOKU e-Wallet salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk bertransaksi dengan QRIS antarplatform.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pembeli bertransaksi dengan metode pemindaian QRIS dengan aplikasi DOKU e-Wallet di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta, Ahad (6/9). Saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta mulai mengenalkan transaksi nontunai di pasar tradisional. Sebagai percontohan diterapkan di Pasar Beringharjo dan Pasar Prawirotaman. DOKU e-Wallet salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk bertransaksi dengan QRIS antarplatform.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di pasar-pasar tradisional. Direncanakan, aplikasi ini akan dipasang di 28 pasar tradisional yang ada.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono mengatakan, saat ini pasar yang sudah siap untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi yakni Pasar Prawirotaman. Pasar ini dinilai sudah siap dari segi sarana dan prasarananya.

Baca Juga

"Pasar Prawirotaman telah memenuhi syarat sebagai pasar sehat dan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia, khususnya untuk bangunan pasar," kata Yunianto di Yogyakarta, Senin (18/10).

Selain itu, vaksinasi bagi seluruh warga di Pasar Prawirotaman juga sudah mencapai 100 persen. Tuntas vaksinasi ini menjadi salah satu syarat untuk dipasangnya PeduliLindungi.

Sebelum digunakan, tim survei juga akan menilai kelayakan sarana dan prasarana di pasar tersebut. Terutama untuk menunjang terlaksananya protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Meskipun begitu, Yunianto mengaku tidak mudah dalam memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi di pasar-pasar tradisional. Pasalnya, dibutuhkan sumber daya manusia dan alat penunjang seperti telepon pintar yang terhubung dengan internet.

Sementara, tidak semua warga maupun warga pasar yang datang memiliki telepon pintar. Terlebih, kata Yunianto, rata-rata yang datang ke pasar tradisional merupakan mereka yang sudah lanjut usia (lansia).

"Banyaknya pintu masuk ke pasar tradisional juga menjadi kendala lainnya yang harus bisa diantisipasi jika kebijakan tersebut diterapkan," ujarnya.

Untuk itu, sosialisasi terkait hal ini akan terus dilakukan . Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pedagang pasar terkait dengan kebijakan untuk menggunakan aplikasi tersebut dan persiapan yang harus dilakukan.

"Bagaimanapun juga, pedagang tetap harus dilibatkan," jelas Yunianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement