Rabu 27 Oct 2021 13:48 WIB

Malaysia dan Turki Diminta Berkolaborasi Penuhi Pasar Halal

Malaysia dan Turki diminta berkolaborasi untuk pasar halal Uni Eropa dan ASEAN.

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Labolatorium halal di Malaysia
Foto: Malaysian Digest
Labolatorium halal di Malaysia

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perusahaan Malaysia dan Turki harus menjajaki peluang kolaborasi di bidang manufaktur halal tidak hanya untuk negara mereka tetapi juga untuk pasar Uni Eropa dan ASEAN. Menurut Duta Besar Turki untuk Malaysia, Merve Safa Kavakci mengatakan Malaysia dan Turki, memiliki kompetensi teknis, sumber daya manusia, pengalaman dan motivasi yang dibutuhkan untuk realisasi proyek di sektor halal.

"Seperti yang selalu saya tekankan, negara kita yang letaknya strategis harus dilihat sebagai pintu gerbang ke Eropa dan ASEAN. Ketika kita berbicara tentang konsep sertifikasi halal dan halal, perlu disebutkan bahwa tidak hanya Muslim, tetapi juga konsumen non-Muslim, lebih memilih produk dan layanan bersertifikat halal karena persepsi bahwa ini bersih dan sehat," kata Kavakci dilansir dari Bernama, Rabu (27/10).

Menurutnya, pasar produk dan layanan halal terus tumbuh dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penting untuk membangun sistem sertifikasi yang andal yang beroperasi di tingkat global agar konsumen dapat mempercayai produk dan layanan halal ini dan agar perdagangan internasional produk halal ini terus menjadi semakin bebas dari hambatan teknis.

Dalam Webinar Koridor Industri Halal Kuala Lumpur di Istanbul hari ini, Kavakci mengatakan bahwa Turki adalah mitra dagang terbesar ketiga Malaysia di kawasan Asia, terutama didorong oleh perjanjian

Barat, perdagangan bebas (FTA) yang mulai berlaku pada 2015 dan telah memobilisasi potensi perdagangan yang belum dimanfaatkan antara kedua negara.

Webinar diadakan bersamaan dengan Pameran Halal OKI ke-8 2021 mendatang pada 25-28 November 2021. "Hanya satu tahun setelah FTA, pada tahun 2016, volume perdagangan kami meningkat sebesar 34 persen dan mencapai 2,6 miliar dolar (Rp 36,8 triliun)," kata dia.

Pada 2017, perdagangan bilateral mencapai nilai tertingginya dengan 3,4 miliar dolar (Rp 48 triliun). Menurutnya ini sungguh luar biasa bahwa volume perdagangan yang telah mencapai sekitar 2,5 miliar (Rp 35,3 triliun) sejak 2018, meningkat lebih dari 7,0 persen bahkan pada 2020, tahun pandemi.

"Senang juga melihat volume perdagangan kami meningkat 46 persen dalam enam bulan pertama tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah petanda penting bahwa perdagangan kita menjadi normal setelah pandemi," katanya.

Kavakci juga menyatakan keyakinannya bahwa lembaga, organisasi, dan perusahaan Malaysia, sebagai peserta pameran dalam pameran halal mendatang, akan bertemu untuk menciptakan konektivitas perdagangan dan bisnis di sektor terkait, seperti makanan dan minuman, kosmetik, farmasi, pariwisata, keuangan Islam, dan mode sederhana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement