Senin 01 Nov 2021 16:18 WIB

Kota Malang Alami Inflasi 0,19 Persen

Inflasi Kota Malang mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kota Malang Alami Inflasi 0,19 Persen. Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Kota Malang Alami Inflasi 0,19 Persen. Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen pada Oktober 2021. Dari besaran ini, inflasi kalender Kota Malang sepanjang tahun ini sekitar 0,75 persen.

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, seluruh kota di Jawa Timur (Jatim) mengalami inflasi. Inflasi tertinggi dicapai oleh Kota Surabaya dengan angka 0,20 persen. "Dan inflasi terendah dialami Banyuwangi dan Sumenep, 0,02 persen," kata Erny dalam konferensi pers (konpers) secara daring, Senin (1/11).

Inflasi Kota Malang sendiri mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pada Agustus 2021, inflasi Kota Malang hanya berkisar 0,03 persen. Kemudian menurun hingga mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Pada Oktober lalu, inflasi 0,19 persen yang dicapai oleh Kota Malang berasal dari beberapa komoditas. Rokok kretek filter termasuk penyumbang inflasi terbesar di Kota Malang. Berdasarkan catatan BPS Kota Malang, harga komoditas ini naik sekitar 2,52 persen sehingga andil inflasinya 0,04 persen.

Pada posisi kedua, terdapat komoditas angkuta udara yang harganya meningkat hingga 2,58 persen. "Dengan andil inflasinya sebesar 0,03 persen," ungkapnya.

Selanjutnya, komoditas daging ayam ras juga turut memberikan inflasi di Kota Malang pada bulan lalu. Menurut Erny, komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 6,83 persen. Dengan kata lain, komoditas ini turut andil dalam inflasi sekitar 0,03 persen.

Selain kelompok penyumbang inflasi, BPS Kota Malang juga mengungkapkan, sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang deflasi. Pertama, terdapat komoditas anggur yang menjadi penyumbang deflasi terbesar di Kota Malang. Menurut Erny, harga komoditas ini menurun -7,75 persen dengan andil -0,01 persen.

Berikutnya, terdapat komoditas pisang yang menjadi penyumbang deflasi terbesar kedua di Kota Malang. Tercatat, komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar -1,5 persen. "Dengan andil deflasinya sekitar -0,01 persen," ucapnya.

Adapun penyumbang deflasi ketiga di Kota Malang, yakni sawi hijau. Erny mengungkapkan, komoditas ini sempat mengalami penurunan harga sebesar -6,51 persen. Dengan kata lain, komoditas ini turut memberikan andil deflasi sekitar -0,01 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement