Kamis 04 Nov 2021 16:00 WIB

Banjir di Kudus, Lingkungan di Muria Diminta Rehabilitasi

Gubernur juga sudah meminta BPBD setempat untuk memberikan pelatihan evakuasi.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi kawasan hutan yang gersang di pegunungan Patiayam, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021). Menurut warga, kawasan yang dahulu hutan subur dan banyak pohon tersebut saat ini kondisinya gersang dan gundul hingga 80 persen akibat maraknya pembalakan liar, sehingga berpotensi mengakibatkan bencana alam erosi, banjir hingga longsor serta mengancam keberadaan satwa liar di tempat itu.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Kondisi kawasan hutan yang gersang di pegunungan Patiayam, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021). Menurut warga, kawasan yang dahulu hutan subur dan banyak pohon tersebut saat ini kondisinya gersang dan gundul hingga 80 persen akibat maraknya pembalakan liar, sehingga berpotensi mengakibatkan bencana alam erosi, banjir hingga longsor serta mengancam keberadaan satwa liar di tempat itu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS — Lingkungan di kawasan gunung Muria, Kabupaten Kudus dan pegunungan sekitar di wilayah Kabupaten Pati harus segera ditanami. Upaya rehabilitasi ini menjadi penting guna mengatasi problem banjir di wilayah kota Kudus dan sekitarnya.

Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi penanganan bencana banjir bandang di wilayah Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, di Kudus, Rabu (3/11).

Baca Juga

Menurut gubernur, kondisi lingkungan di kawasan gunung Muria dan pegunungan lain di sekitar Kudus, Pati dan wilayah Kabupaten Jepara perlu mendapatkan perhatian khusus dan harus segera ditanami.

Semua masyarakat berada di kawasan Muria dan pegunungan lain di sekitarnya harus punya kepedulian dengan mempercepat penghijauan di berbagai lokasi yang ada di kawasan pegunungan tersebut.

“Gunung Muria mesti kita keroyok ramai-ramai sampai ke Pati dan wilayah pegunungan di Jepara untuk segera ditanami dan dihijaukan kembali,” kata dia, saat dikonfirmasi di Desa Wonosoco.

Menurut gubernur, wilayah Kudus harus mendapatkan perhatian karena menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang menjadi langganan bencana banjir, khususnya setiap musim penghujan.

Setidaknya ada dua persoalan yang menyebabkan problem banjir selalu terjadi di wilayah Kudus dan sekitarnya, yakni karena memang kondisi geologisnya dan yang kedua tentu soal lingkungannya.

Ia juga mengingatkan, penanaman dan rehabilitasi lahan kritis di kawasan tersebut harus segera  dilakukan, karena untuk mengembalikan kawasan tersebut menjadi kawasan hijau tidak hanya setahun dua tahun.

Sebab prosesnya tidak bisa instan namun setidaknya membutuhkan waktu hingga 10 tahun baru bisa optimal untuk menahan air guna mengurangi risiko terjadinya banjir di Kudus dan sekitarnya.

Maka sambil menunggu proses rehabilitasi tersebut berjalan, masyarakat tentunya juga harus terus siaga dalam hal memitigasi dan mengantisipasi risiko bencana alam yang masih berpotensi terjadi.

Bupati dan para perangkat daerahnya juga diminta terus melakukan edukasi dan menyosialisasikan secara masif peta-peta kebencanaan kepada masyarakat di lingkungan yang memiliki kerawanan.

Gubernur juga sudah meminta BPBD setempat untuk memberikan pelatihan evakuasi, guna menghadapi kondisi cuaca seperti sekarang ini (curah hujan semakin meningkat) agar daerah yang rawan bencana semuanya siaga.

“Baik itu para personil penanganan kebencanaannya, antisipasi logistiknya termasuk juga masyarakat dilatih untuk mengambil tindakan cepat guna menyelamatkan diri dari kemunginan dampak bencana alam,” lanjut Ganjar.

Sedangkan terkait dengan banjir bandang yang melanda wilayah Desa Wonosoco, Selasa (2/11) lalu, gubernur memastikan sudah mendapatkan penanganan darurat kebencanaan oleh pemerintah daerah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement