Selasa 09 Nov 2021 17:08 WIB

Warga Yogya Diminta Waspada Potensi Bencana Akibat Hujan

November 2021 ini merupakan pertengahan dari musim hujan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Tanah longsor di samping Taman Gajahwong, Yogyakarta, Kamis (4/11). Curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan tanah longsor di samping Taman Gajahwong. Imbasnya Taman Gajahwong sebagian ikut longsor diterjang air yang sungai. Karena jalur aliran air tertutup material longsoran. Untuk sementara Taman Gajahwong ditutup untuk aktivitas warga.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tanah longsor di samping Taman Gajahwong, Yogyakarta, Kamis (4/11). Curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan tanah longsor di samping Taman Gajahwong. Imbasnya Taman Gajahwong sebagian ikut longsor diterjang air yang sungai. Karena jalur aliran air tertutup material longsoran. Untuk sementara Taman Gajahwong ditutup untuk aktivitas warga.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi bencana yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan akibat fenomena La Nina, terutama menjelang akhir tahun. Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, November 2021 ini merupakan pertengahan dari musim hujan.

Haryadi menyebut, bencana yang muncul dapat berupa angin puting beliung, pohon tumbang hingga kerusakan fasilitas umum. Bahkan, tingginya curah hujan juga dapat menyebabkan ambrolnya talud di pinggir sungai.

"Perlu mewaspadai potensi bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan musim dan iklim pada akhir tahun," kata Haryadi dalam apel kesiapsiagaan bencana di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa (9/11).

Ia pun meminta seluruh lapisan masyarakat dapat bersinergi dalam melakukan mitigasi bencana. Termasuk bersinergi dalam pemetaan potensi bencana dan menyusun kerangka perencanaan reaksi cepat.

 

"Melalui penyelenggaraan apel kesiapsiagaan bencana, kita bersama merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif atau yang disebut dengan pengelolaan risiko bencana," ujarnya.

Sementara itu, BPBD Kota Yogyakarta memastikan early warning system (EWS) sudah berfungsi dengan baik. EWS sendiri sudah dipasang di beberapa titik sebagai sistem peringatan dini potensi bencana banjir saat musim hujan.

"Kami sudah melakukan pengecekan, semua EWS dalam kondisi baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat.

EWS sudah dipasang di 16 titik di pinggir sungai yang beraliran besar di Yogyakarta. Rinciannya, tujuh EWS dipasang di Sungai Code, empat EWS dipasang di Sungai Winongo dan lima EWS dipasang di Sungai Gajah Wong.

Hidayat menyebut, EWS akan memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai, jika ada potensi luapan air sungai. Sehingga, evakuasi warga ke tempat yang lebih aman dapat dilakukan dengan cepat.

"Di musim hujan ini di wilayah sekitar sungai harus waspada," ujar hidayat.

Pihaknya juga menerjunkan personel untuk memantau kondisi sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Personel diterjunkan mengingat di hulu sungai kondisi aktivitas Merapi di musim hujan saat ini mengeluarkan lahar dingin.

Dengan begitu, ada potensi ancaman lahar dingin tersebut mengalir ke sungai-sungai yang ada di Kota Yogyakarta jika terjadi hujan deras. "Khawatirnya jika terjadi hujan deras, masih ada ancaman lahar dingin yang bisa terjadi sampai ke sungai di Kota Yogya," jelasnya.

Jika terjadi hujan lebat dan berpotensi membawa lahar dingin, informasi dapat langsung disampaikan ke masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan evakuasi pun juga dapat dilakukan dengan cepat.

"Makanya kami pantau terus setiap waktu. Jika terjadi hujan lebat diinfokan ke posko induk dan kami sampaikan ke masyarakat sekitar bantaran sungai," kata Hidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement