Rabu 10 Nov 2021 13:03 WIB

Pemkab Sleman Tangani Klaster Takziah dari Bantul

Kasus tersebut bermula dari kegiatan takziah yang berkembang ke SMK 1 Sedayu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.
Foto: @KustiniKSP
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Klaster penularan Covid-19 akibat acara takziah di Bantul beberapa waktu lalu menular sampai warga di Sleman. Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, saat ini penyebaran kasus Covid-19 tersebut sudah ditangani pihak-pihak terkait.

Kustini menuturkan, kasus tersebut bermula dari kegiatan takziah yang kemudian berkembang ke SMK 1 Sedayu. Dari hasil tracing yang dilakukan ke beberapa siswa asal Sleman, berkembang menjadi 69 orang yang turut terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga

Ia mengungkapkan, dari 69 kasus yang ada Sleman melakukan tindak lanjut lagi dengan melaksanakan tracing dan hasilnya negatif. Kemudian, diteruskan dengan exit test lagi menjadi 75 yang positif dan semuanya orang tanpa gejala (OTG).

"Kemarin saya sudah minta agar Dinkes segera bergerak. Alhamdulilah, saat ini semua sudah terkendali," kata Kustini, Rabu (10/11).

Kustini menerangkan, semua pasien yang terkonfirmasi positif tersebut, sudah melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan. Sebagian diminta isoman, sebagian pasien ada yang berada di Isolasi Terpusat (Isoter) Asrama Haji.

"Untuk mencegah penularan," ujar Kustini.

Hingga saat ini, Kustini menegaskan, sudah meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk terus menelusuri kemungkinan penyebaran lain dari klaster tersebut. Ia menekankan, langkah itu penting dilakukan agar kasus tidak semakin meluas.

Meski begitu, Kustini menyayangkan masih adanya penularan yang cukup masif, setelah sebelumnya kasus positif covid di Sleman menurun cukup signifikan. Bahkan, penurunan membantu penetapan sampai Sleman turun ke level 2 PPKM.

Oleh karena itu, Kustini meminta masyarakat agar tidak abai, terutama saat mengikuti kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. Ia berharap, warga Sleman senantiasa waspada saat ada takziah, hajatan atau acara-acara lain yang digelar.

"Jangan sampai karena kita bersimpati, justru membuat level PPKM di Sleman naik lagi," kata Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement