Kamis 18 Nov 2021 05:31 WIB

Muslim Jerman Lawan Rasisme dan Islamofobia dengan Bersepeda

Recai Karaca Pak, Muslim asal Turki bersepeda keliling dunia perangi islamofobia

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Recai Karaca Pak, seorang Muslim asal Turki, memulai perjalanan dengan sepedanya
Foto: About Islam
Recai Karaca Pak, seorang Muslim asal Turki, memulai perjalanan dengan sepedanya

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di saat sentimen anti-Muslim meningkat di seluruh dunia, seorang pria Muslim yang tinggal di Jerman memutuskan untuk mengambil inisiatif dalam memerangi rasisme dan Islamofobia dengan berkeliling dunia menggunakan sepedanya. Hal itu dilakukannya untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kesalahpahaman.

Recai Karaca Pak, seorang Muslim asal Turki, memulai perjalanan dengan sepedanya pada Agustus tahun lalu. Ia melakukannya untuk menjelaskan Islam yang benar kepada orang-orang dan melawan kesalahpahaman media yang meluas. Perjalanan panjang itu pertama kali dipicu oleh kampanye media kotor terhadap Muslim dan Turki di Eropa.

Baca Juga

"Situasi ini membuka pintu bagi rasisme. Saya melompat ke atas sepeda untuk meningkatkan kesadaran dan berangkat dari Eropa ke Turki. Saya bepergian ke banyak negara Eropa dan memberi tahu orang-orang bahwa propaganda terhadap Muslim itu keliru," katanya kepada Anadolu Agency, dilansir di laman About Islam, Rabu (17/11).

"Orang-orang Eropa itu tahu bahwa Muslim tidak menentang mereka. Mereka memiliki hubungan persaudaraan dengan umat Islam. Tetapi yang tidak mengenal umat Islam menjaga jarak karena propaganda media," tambahnya.

Pak berharap bisa memberi tahu seluruh dunia tentang budaya Muslim dan Turki, serta tingkat rasisme yang menargetkan mereka. Ia mengatakan, umat Muslim menghadapi rasisme dan kesulitan dalam mencari pekerjaan atau menyewa apartemen di banyak tempat. Selain itu, kata dia, masjid-masjid menghadapi lebih dari 400 serangan per tahun.

"Solusinya adalah dengan memperkenalkan diri dan mengekspresikan diri. Saya ingin menunjukkan kemanusiaan dan karakter kami kepada mereka yang tidak mengenal kami," ujarnya.

Pria berusia 47 tahun itu berencana melakukan perjalanan ke Mongolia dari Turki dengan pesawat dan kemudian kembali ke Turki dengan sepedanya.

"Saya berencana untuk melakukan perjalanan hampir 14.000 kilometer (8.700 mil) dengan bersepeda ke tempat-tempat nenek moyang kita. Kami akan memasang tanda melawan semua jenis rasisme ke mana pun kami pergi. Banyak orang akan menemani saya dalam perjalanan ini," katanya.

Gagasan berkeliling kota yang berbeda untuk melawan kebencian bukanlah hal baru. Pada 2017, seorang wanita Muslim berhijab dengan gelar sarjana hukum Harvard bergabung dengan seorang pendeta kulit putih Lutheran dalam mengembangkan persahabatan yang unik, mereka berkeliling kota-kota yang berbeda di Amerika untuk memerangi Islamofobia dan perpecahan. (Kiki Sakinah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement