Selasa 23 Nov 2021 15:11 WIB

Muhammadiyah Imbau Masyarakat Taati PPKM Selama Nataru

Muhammadiyah mengingatkan bahwa Pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nasir

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada meskipun jumlah kasus Covid-19 mengalami penurunan. Terutama memasuki libur Natal dan tahun baru (Nataru) untuk tidak bepergian ke tempat-tempat ramai demi mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

"Masyarakat mesti menahan diri tidak mudik, tidak bikin kegiatan-kegiatan atau pertemuan-pertemuan luring, rekreasi, dan sejenisnya yang masih bisa ditunda dan tidak menjadi kebutuhan utama," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Haedar Nasir dalam pesan tertulis, Selasa (23/11).

Haedar mengingatkan bahwa Pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir, meski kasus di Indonesia menurun dan landai. Karenanya Muhammadiyah tidak bosan-bosan terus mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dan seksama.

Apalagi menjelang Nataru ini, Haedar berharap masyarakat tidak terbawa suasana dan tetap mematuhi kebijakan Nataru yang telah dibuat oleh pemerintah. Pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 untuk seluruh wilayah di Indonesia.

Tidak terkecuali aparat maupun para birokrat, Haedar berharap semuanya mematuhi aturan selama Nataru tersebut.

 

"Taati PPKM dan ketentuan nataru yang ditentukan pemerintah secara konsisten baik oleh aparat dan para birokrat maupun oleh warga negara, jangan ada kekecualian dan pelonggaran," ungkapnya.

Karena kunci untuk mencegah lonjakan kasus adalah dengan menerapkan 5 M. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

"Warga dan para elite harus menjadi teladan dalam menjaga prokes 5 M dan segala hal yang positif untuk semakin menekan kasus Covid-19," kata dia.

"Atur ulang segala kegiatan offline di masyarakat yang potensial menjadi rantai penularan kembali, lebih-lebih untuk mengantisipasi varian baru," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement