Rabu 24 Nov 2021 18:59 WIB

Aturan Libur Nataru, tak Ada Mudik, tak Boleh Pawai

Mendagri terbitkan Inmendagri terbaru untuk hadapi Libur Nataru.

Rep: Mimi Kartika, Fauziah Mursid    / Red: Bayu Hermawan
Perayaan malam tahun baru. (ilustrasi)
Foto: muhammad nursyamsi
Perayaan malam tahun baru. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menerbitkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) nomor 62 Tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan Covid-19 pada Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru Tahun 2022. Inmendagri ini mengatur sejumlah protokol kesehatan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai dari tempat wisata hingga tempat perbelanjaan atau mal.

"Membatasi jumlah wisatawan sampai dengan 50 persen (lima puluh persen) dari kapasitas total," demikian dikutip salinan Inmendagri 62/2021 yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/11).

Baca Juga

Mendagri juga menginstruksikan kepala daerah untuk memastikan tidak ada kerumunan yang menyebabkan tidak bisa jaga jarak. Selain itu, kepala daerah juga mengidentifikasi tempat wisata yang menjadi sasaran liburan di setiap kabupaten/kota untuk memastikan tempat wisata memiliki protokol kesehatan yang baik.

Pemerintah daerah (pemda) wajib menerapkan protokol kesehatan lebih ketat dengan pendekatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Aplikasi PeduliLindungi digunakan saat masuk dan keluar dari tempat wisata, tetapi hanya pengunjung kategori kuning dan hijau yang diperkenankan masuk.

 

Kemudian, pemda juga diminta menerapkan ganjil genap untuk mengatur kunjungan ke tempat-tempat wisata prioritas. Tito pun menginstruksikan kepala daerah melarang pesta perayaan dengan kerumunan di tempat terbuka maupun tertutup.

Selain itu, dilakukan upaya mengurangi penggunaan pengeras suara yang  menyebabkan orang berkumpul secara masif. Kepala daerah juga diintruksikan membatasi kegiatan seni budaya dan tradisi, baik keagamaan maupun nonkeagamaan yang biasa dilakukan sebelum pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, kepala daerah diminta meningkatkan kewaspadaan sesuai pengaturan PPKM level 3 khusus untuk daerah-daerah sebagai destinasi pariwisata favorit, antara lain Bali, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Medan, dan lain-lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement