Senin 29 Nov 2021 16:16 WIB

Deteksi Covid Sejak Dini, Skrining di Sekolah Dimasifkan

Per sekolah, 10 persen dari total peserta didik menjadi sasaran skrining.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah pelajar mengikuti skrining kesehatan sebelum vaksinasi Covid-19.
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah pelajar mengikuti skrining kesehatan sebelum vaksinasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Skrining terhadap pelajar maupun tenaga pendidik di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di DIY terus dimasifkan. Skrining dilakukan untuk mengetahui sejak dini adanya penularan maupun klaster baru Covid-19 selama berjalannya PTM.

Seperti puluhan kasus positif yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul dari hasil skrining pelajar di tingkat SMA. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, skrining di sekolah ini dilakukan di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTM di lima kabupaten/kota se-DIY.

"Surveilans (skrining) PTM telah dilaksanakan di lima kabupaten/kota se-DIY, termasuk Gunungkidul. Skrining ini bertujuan untuk mengidentifikasi sedini mungkin terhadap klaster yang mungkin terjadi," kata Berty kepada Republika.co.id, Senin (29/11).

Dinas kesehatan di masing-masing kabupaten/kota juga sudah diminta untuk terus melakukan skrining secara berkala selama berlangsungnya PTM. Dengan begitu, kata Berty, potensi meluasnya penyebaran Covid-19 dapat ditekan dan kasus yang sudah ditemukan juga dapat tertangani dengan cepat.

"Disamping untuk melakukan kewaspadaan dini, (skrining) juga dipakai sebagai gambaran apakah masih ada penularan Covid-19 di wilayah tersebut," ujar Berty.

Seperti diketahui, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul sudah menemukan 21 kasus positif Covid-19 dari skrining acak yang dilakukan terhadap pelajar di tingkat SMA yang mengikuti PTM terbatas. Puluhan kasus ini ditemukan pada 27 dan 28 November 2021 kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, juga mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan skrining di sekolah-sekolah sejak pekan kemarin. Skrining ini dilakukan untuk memastikan tidak ada penularan Covid-19 di lingkungan sekolah selama PTM berlangsung.

Per sekolah, 10 persen dari total peserta didik menjadi sasaran skrining, termasuk tenaga pendidik. Skrining tidak dilakukan dengan rapid diagnostic test (RDT) antigen, namun dengan PCR.

"Jadi untuk skrining kita ambil per sekolah itu misalnya 30-an siswa dari total 300 murid dengan tiga pendidik untuk diskrining. Kalau siswanya banyak, maka banyak juga yang diskrining, sudah ada hitungan proporsionalnya," kata Emma.

Per harinya, pihaknya menargetkan seribu lebih peserta didik dan tenaga didik yang diskrining. Mengingat, saat ini PTM terbatas juga berlangsung di Kota Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement