Senin 29 Nov 2021 21:06 WIB

Ilmuwan Sebut Tanaman Thapsigargin Ampuh Blokir Covid-19

Thapsigargin (TG) bisa menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nora Azizah
Thapsigargin (TG) bisa menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.
Foto: Max Pixel
Thapsigargin (TG) bisa menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi mengungkapkan terdapat antivirus alami yang efektif melawan virus corona Covid-19 beserta variannya pada satu jenis tanaman. Antivirus berbasis tanaman ini telah terbukti memberikan efek luar biasa dalam melawan varian Delta. Obat antivirus alami baru yang disebut thapsigargin (TG) baru-baru ini ditemukan untuk memblokir virus lain, termasuk SARS-CoV-2 asli.

Dilansir dari iflscience, pada Senin (29/11), studi baru yang dimuat di dalam jurnal Virulance ini menjelaskan bahwa tanaman tersebut sebelumnya telah ditemukan untuk menghambat aktivitas beberapa virus influenza serta strain SARS-CoV-2 asli. Namun, munculnya varian Covid-19 baru selama pandemi telah menimbulkan pertanyaan apakah senyawa tersebut mampu memblokir beberapa bentuk patogen yang lebih ganas.

Baca Juga

"Para peneliti memulai dengan membandingkan potensi varian Alpha, Beta dan Delta. Untuk melakukannya, mereka menginfeksi kultur sel manusia dengan setiap strain dan mengukur viral load RNA dalam sampel ini 24 jam kemudian," kata Penulis Studi, Profesor Kin Chow Chang. 

Hasil awal menunjukkan bahwa varian Delta sejauh ini paling produktif, berlipat ganda dan menyebar dengan kecepatan empat kali lebih tinggi dari varian Alpha dan sembilan kali lebih tinggi dari varian Beta. Para peneliti juga menemukan kalau strain Delta secara signifikan meningkatkan tingkat penggandaan varian lain ketika sel terinfeksi bersama dengan dua virus SARS-CoV-2 yang berbeda.

"Yang mengkhawatirkan, semua kombinasi koinfeksi menghasilkan apa yang penulis gambarkan sebagai sinergi multiplikasi, dimana keluaran virus baru lebih besar daripada jumlah dua varian yang terlibat," kata dia.

Kabar baiknya, TG ditemukan menghambat replikasi setiap varian individu, serta semua kombinasi koinfeksi. Ketika diterapkan pada sel yang telah diobati sebelumnya dengan TG, kemampuan semua varian untuk mereplikasi dan menyebar ke sel yang berdekatan berkurang setidaknya 95 persen.

"Dalam koinfeksi Alpha-Delta, kelompok infeksi yang paling produktif, RNA virus gabungan dari sel-sel TG-primed turun 99,6 persen dibandingkan dengan sel-sel yang telah diobati dengan zat kontrol. Kami selanjutnya menunjukkan TG efektif dalam menghambat replikasi ketiga varian selama infeksi aktif,” kata dia.

Studi baru tersebut telah memberi ia wawasan yang lebih baik tentang dominasi varian Delta. Meskipun ia telah menunjukkan bahwa varian ini jelas yang paling menular dan mendorong produksi varian lain dalam koinfeksi. Ia senang telah menunjukkan bahwa TG sama efektifnya terhadap semuanya.

"Bersama-sama, hasil ini menunjukkan potensi antivirus TG sebagai profilaksis pasca pajanan dan agen terapi aktif," kata dia.

Meskipun temuan ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa para peneliti belum mengembangkan pengobatan yang sebenarnya dari senyawa tersebut dan pengobatan sendiri dengan tanaman yang mematikan adalah hal terakhir yang harus dilakukan siapa pun. Untuk saat ini, vaksin tetap menjadi bentuk perlindungan paling efektif terhadap Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement