Rabu 01 Dec 2021 07:46 WIB

Dirjen Bimas Islam: DPR AS Kagumi Keragaman di Indonesia

Indonesia dinilai berhasil mengelola keragamannya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Dirjen Bimas Islam: DPR AS Kagumi Keragaman di Indonesia. Foto:  Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin usai memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengumpul Zakat (Rakornas UPZ) 2021 di Jakarta, Senin (1/11). Rakornas UPZ ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat terdampak pandemi dan penanggulangan kemiskinan melalui program-program yang sudah di susun satu tahun ke depan.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Dirjen Bimas Islam: DPR AS Kagumi Keragaman di Indonesia. Foto: Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin usai memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengumpul Zakat (Rakornas UPZ) 2021 di Jakarta, Senin (1/11). Rakornas UPZ ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat, serta meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat terdampak pandemi dan penanggulangan kemiskinan melalui program-program yang sudah di susun satu tahun ke depan.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin mengatakan, pengelolaan keragaman di Indonesia telah banyak mendapatkan pengakuan global. Bahkan, menurut dia, beberapa waktu lalu Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat (AS) juga menyampaikan kekagumannya atas keragaman di Indonesia yang telah berhasil dikelola dengan baik.

"Kemarin kami menerima ketua DPR-nya Amerika. Kami dampingi. Di antara yang mereka sampaikan adalah kekagumannya atas Indonesia yang telah mengelola keragaman ini," ujar Kamaruddin saat menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Penceramah Agama Islam Angkatan III di Bogor, Selasa (30/11). 

Baca Juga

Kamaruddin menjelaskan, Indonesia berhasil mengelola keragamannya karena Indonesia memiliki ormas-ormas Islam yang 99 persen moderat. Menurut dia, selama ini ormas Islam turut menjadi pondasi fundamental untuk merawat keragaman ini. 

"Ini salah satu sebab utama mengapa Indonesia mampu mengelola keragamaan yang luar biasa, karena Indonesia memiliki sosial infrastruktur yang kuat," ucapnya. 

Selain itu, menurut dia, Indonesia juga memiliki ideologi Pancasila. Karena itu, Indonesia akhirnya menjadi sebuah negara relijius, bukan negara sekuler, bukan pula negara agama. “Indonesia bukan negara teokrasi atau negara agama tapi negara bangsa yang sangat relijius,” katanya.

Kamaruddin mengatakan, hampir semua urusan tentang Islam diatur dalam konstitusi, misalnya tentang perkawinan, zakat, wakaf, dan lain-lain. "Seluruh ajaran Islam sesungguhnya sudah ada undang-undangnya. Jadi sudah syariat sekali sebenarnya Indonesia ini," jelasnya.

Karena AS kagum dengan keragaman di Indonesia, Kamaruddin berencana untuk melakukan kerjasama dalam berbagai hal. "Ke depan kita sedang mengikhtiarkan untuk melakukan kerjasama di berbagai hal, termasuk kami berencana untuk membawa teman-teman dari ormas-ormas untuk berkunjung ke AS," ujarnya. 

Selain untuk melihat kehidupan keragaman di AS, ormas tersebut nantinya juga diharapkan semakin mempromosikan tentang keragaman Indonesia yang sangat luar biasa. "Jadi sekarang ini kita sudah tidak lagi hanya mau belajar ke luar tapi juga sudah ingin mempromosikan artikulasi Islam Indonesia. Bahkan, kita rencana akan ada konferensi Asia Afrika yang akan mengundang seluruh negara-negara Muslim dan bahkan non-Muslim. Di situ kita ingin mempromosikan Islam Indonesia," jelas Kamaruddin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement