Jumat 03 Dec 2021 14:46 WIB

Presiden Afsel Lawan Apartheid Kesehatan

Larangan perjalanan ke Afrika bagian selatan dinilai bentuk Apartheid Kesehatan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa
Foto: EPA-EFE/SUMAYZ HISHAM
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa

IHRAM.CO.ID, CAPE TOWN – Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa menyesalkan keputusan puluhan negara yang menerapkan larangan perjalanan terhadap negara-negara Afrika bagian selatan menyusul penemuan Covid-19 varian Omicron. Selain tidak adil dan tak ilmiah, dia menilai langkah itu merupakan bentuk “apartheid kesehatan”.

“Sebagai Afsel, kami berdiri teguh melawan segala bentuk apartheid kesehatan dalam perang melawan pandemi,” kata Ramaphosa saat berkunjung ke Pantai Gading pada Kamis (2/12).

Baca Juga

Dia kembali mengingatkan, para ilmuwan di negaranya adalah yang pertama kali mendeteksi atau mengidentifikasi Omicron. Oleh sebab itu, penerapan larangan perjalanan terhadap Afsel merupakan tamparan bagi keunggulan dan keahlian Afrika.

“Larangan (perjalanan) ini akan menyebabkan kerusakan tak terhitung, khususnya pada industri perjalanan dan pariwisata yang menopang bisnis serta mata pencaharian di Afsel dan kawasan Afrika (bagian) selatan,” ujar Ramaphosa.

Ramaphosa adalah pemimpin serikat pekerja pertambangan yang kuat selama era apartheid. Saat kekuasaan minoritas kulit putih berakhir, ia berhasil menjadi pengusaha sukses. Sebelum presiden, Ramaphosa sudah pernah mengisi posisi wakil presiden. Dia adalah kepala negara kelima Afsel sejak munculnya demokrasi pada 1994.

Terkait Omicron, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengategorikan vaiann itu sebagai “variant of concern”. Artinya Omicron lebih berbahaya dibandingkan Covid-19 versi awal. Hal itu bisa karena ia lebih menular atau resistan terhadap vaksin. Menurut WHO, Omicron membawa risiko wabah global yang sangat tinggi. Kendati demikian, hingga kini, WHO belum menemukan bukti valid bahwa Omicron lebih menular dibandingkan varian lainnya, seperti Delta, misalnya.

WHO telah meminta negara-negara dunia mengkaji ulang penerapan larangan perjalanan dari negara-negara Afrika bagian selatan. WHO mengimbau agar keputusan terkait dengan penanganan pandemi didasarkan pada sains dan peraturan kesehatan internasional.

“Karena semakin banyak negara memberlakukan larangan penerbangan terhadap negara-negara Afrika selatan karena kekhawatiran atas varian baru (Covid-19) Omicron, WHO mendesak negara-negara untuk mengikuti sains dan peraturan kesehatan internasional guna menghindari penggunaan pembatasan perjalanan,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Ahad (28/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement