Rabu 08 Dec 2021 17:58 WIB

Sleman Antisipasi Banjir Lahar Susulan

Status tanggap darurat ditetapkan sejak 2-15 Desember 2021 mendatang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
 Dalam foto yang diambil menggunakan kecepatan rana kamera lambat ini, lahar panas mengalir dari kawah Gunung Merapi, di Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Rabu dini hari, 11 Agustus 2021. Gunung tersebut merupakan yang paling bergejolak dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia. negara, dan merupakan salah satu yang paling aktif di seluruh dunia.
Foto: AP/Trisnadi
Dalam foto yang diambil menggunakan kecepatan rana kamera lambat ini, lahar panas mengalir dari kawah Gunung Merapi, di Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Rabu dini hari, 11 Agustus 2021. Gunung tersebut merupakan yang paling bergejolak dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia. negara, dan merupakan salah satu yang paling aktif di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman masih terus berusaha memperbaiki jaringan pipa air bersih di sekitar Kali Boyong dan Kali Kuning. Langkah perbaikan dilakukan salah satunya turut mempertimbangkan adanya potensi banjir lahar susulan.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, upaya-upaya perbaikan sudah dimulai satu hari setelah kejadian banjir lahar pada Rabu (1/12) lalu. Perbaikan pipa air bersih itu dilakukan bersama antara pemerintah dengan masyarakat sekitar.

"Langkah cepat yang diambil tentu memperbaiki jaringan pipa yang rusak dan yang masih selamat agar air dapat kembali mengalir meski belum maksimal," kata Kustini, Rabu (8/12).

Selain memperbaiki pipa, upaya-upaya perbaikan lain yang sedang dikebut yaitu pengamanan sumber mata air. Salah satunya dengan membuat bronjong atau semacam tanggul untuk menahan pinggiran sumber mata air dari terjangan banjir lahar.

Seperti yang sedang dilakukan di Dendang Wadon dan Lanang di Kali Kuning dengan menurunkan sebuah ekskavator ke lokasi untuk mengamankan mata air dan pipa yang masih ada. Pipa yang masih ada juga ditata, dipindah ke tempat lebih tinggi.

Kustini menekankan, kebutuhan air bersih masyarakat yang belum bisa mengakses air dari lereng Merapi juga masih jadi perhatian. Hingga Rabu (8/12), droping air bersih yang disalurkan ke masyarakat mencapai lebih dari 100 ribu liter.

Ia menegaskan, droping air bersih akan tetap dilakukan hingga air dari lereng Merapi dapat kembali mengalir ke rumah-rumah warga sampai jaringan pipa normal. Sebab, Kustini menambahkan, saat ini ada yang sudah mengalir, ada yang belum.

"Tentu akan kita pantau terus laporan dari pemerintah setempat berkaitan dengan suplai air," ujar Kustini.

Droping air sendiri sudah dilakukan sejak Kamis (2/12) dimulai dari Padukuhan Ngipiksari di Kalurahan Hargobinangun. Sedangkan, delapan padukuhan Kalurahan Glagaharjo disediakan tiga tangki dan enam tandon untuk kebutuhan air warga.

Pemkab Sleman telah pula menetapkan status tanggap bencana terhadap lahar hujan Gunung Merapi. Kebijakan ditetapkan lewat Keputusan Bupati Sleman Nomor 72/2021 tentang Tanggap Darurat Bencana Lahar Hujan Gunung Merapi demi percepat penanganan.

Status tanggap darurat ditetapkan sejak 2-15 Desember 2021 mendatang, setelah melalui rapat koordinasi terkait penanganan jaringan air bersih yang terputus. Perbaikan jaringan air bersih memakai pos anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement