Selasa 21 Dec 2021 20:16 WIB

Sulitnya Mengelola PAUD Selama Pandemi

Disdik Yogyakarta terus aktif melakukan uji sampel terhadap anak-anak, guru.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sulitnya Mengelola PAUD Selama Pandemi (ilustrasi).
Foto: Dok Bosowa School
Sulitnya Mengelola PAUD Selama Pandemi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sebagaimana jenjang pendidikan lain, menghadapi tantangan besar pada masa pandemi Covid-19. Pasalnya, kegiatan bermain dan belajar tidak dapat dilakukan secara normal di satuan-satuan PAUD.

Kondisi ini yang melatarbelakangi Republika menggelar Focus Group Discussion (FGD) daring mengangkat tema Mengelola PAUD di Masa Pandemi. FGD daring ini diselenggarakan bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 BNPB.

Baca Juga

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, selama Desember di Yogyakarta sudah dibuka hampir semua sekolah. PAUD memang jadi yang terakhir dan dibuka secara bertahap, mulai percontohan 20 dan terus bertambah.

Ini sesuai pesan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, yang mengingatkan kalau idealnya pembukaan PTM dimulai dari tingkat atas terlebih dulu baru ke bawah. Karenanya, untuk jenjang SMA maupun SMP sudah dibuka terbatas sejak pertengahan September.

Ia mengaku bersyukur, sampai hari ini di Yogyakarta klaster-klaster sekolah tidak ada. Budi menuturkan, Disdik Yogyakarta turut proaktif agar anak-anak, guru dan karyawan sekolah betul-betul merasa aman ketika melakukan pembelajaran.

Sejak awal November, lanjut Budi, Disdik Yogyakarta terus aktif melakukan uji sampel terhadap anak-anak, guru dan karyawan di sekolah. Jadi, surveillance tidak pasif hanya ketika ada yang terpapar dan baru melakukan tracing kontak erat.

"Setiap sekolah kita ambil sampel 10 persen, insya Allah nanti seluruh sekolah dan sampai awal Desember kita sudah testing 2.200 sampel, alhamdulillah positive rate tidak sampai di atas dua persen, ini harus kita pertahankan," kata Budi, Selasa (21/12).

Pengelola PAUD KB Yaa Bunayya Yogyakarta, Monika Aprianna Hartono menuturkan, salah satu sisi positif dari pandemi memunculkan daya kreativitas mengajar. Yang sebelumnya pendidik-pendidik kurang bisa mengoperasikan TIK, akhirnya belajar.

Selain pelatihan-pelatihan, dibangun kolaborasi dengan pihak-pihak lain dalam meningkatkan kompetensi pendidik. Tapi, ia mengingatkan, dalam pembelajaran sangat penting diperhatikan materi yang berbobot.

"Bagaimana kita bisa membuat pembelajaran yang menyenangkan, tidak cuma memberi LKS, coba kita sedikit demi sedikit menggeser paradigma dari teacher center menjadi child center, anak yang lebih berkreasi dan bebas memilih pembelajaran," ujar Monika.

Wali Murid, Novi Resmi Ningrum berharap, sesegera mungkin pembelajaran tatap muka untuk PAUD dapat dilaksanakan dengan syarat-syarat dan pakem-pakem yang sudah ditentukan. Ia bersyukur, uji coba terbatas terus dilaksanakan bertahap.

Novi yang anak-anaknya masih di jenjang SD, PAUD dan TKA ini menyambut baik percepatan vaksinasi untuk anak 6-11 tahun. Namun, ia mengingatkan, masih banyak anak-anak di bawah enam tahun yang belum divaksin dan juga harus diperhatikan.

"Jadi, harapan saya sebagai orang tua ayo kita segera offline, tapi memang ada hal-hal yang harus diperhatikan, guru-guru yang harus siap, orang-orang tua yang harus jujur, karena memang tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang guru," ujar Novi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement