Jumat 14 Jan 2022 21:21 WIB

PKL Malioboro: Relokasi akan Dilakukan Awal Februari

PKL Malioboro menyebut bahwa proses relokasi akan dilakukan awal Februari.

Pedagang menggelar aneka cenderamata di kawasan pedagang kaki lima Malioboro, Yogyakarta, Ahad (5/12). Pemerintah Daerah (Pemda) DIY bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sepanjang trotoar Malioboro. Direncanakan, relokasi PKL Malioboro ini akan dilakukan pada awal 2022. Lokasi relokasi PKL Malioboro nantinya di eks gedung Bioskop Indra dan eks Gedung Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pedagang menggelar aneka cenderamata di kawasan pedagang kaki lima Malioboro, Yogyakarta, Ahad (5/12). Pemerintah Daerah (Pemda) DIY bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sepanjang trotoar Malioboro. Direncanakan, relokasi PKL Malioboro ini akan dilakukan pada awal 2022. Lokasi relokasi PKL Malioboro nantinya di eks gedung Bioskop Indra dan eks Gedung Dinas Pariwisata Yogyakarta.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang kaki lima Malioboro menyebut bahwa proses relokasi akan dilakukan pada awal Februari 2022 berdasarkan hasil pertemuan terakhir yang dilakukan dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

"Rencananya akan dilakukan relokasi pada 1-7 Februari 2022. Sebelumnya akan ada semacam acara selamatan di Gedung Indra pada 22 Januari," kata Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro (Padma) Yati Dimanto di Yogyakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, seluruh pedagang kaki lima akan dipindahkan ke lokasi baru sehingga jika pada 8 Februari masih ada pedagang yang berjualan di lokasi lama maka akan langsung ditertibkan oleh aparat gabungan.Meskipun pedagang menerima rencana untuk relokasi, namun Yati masih berharap agar pemerintah bisa menunda kebijakan tersebut selama satu hingga tiga tahun untuk memberikan kesempatan kepada pedagang memulihkan kondisi perekonomian mereka.

"Pandemi membuat kami terpuruk karena ada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat sehingga wisatawan pun sepi," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, kondisi pariwisata di Yogyakarta kembali berangsur pulih dan Malioboro kembali ramai dikunjungi wisatawan sehingga pedagang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memulihkan kondisi ekonomia mereka.

"Kekhawatiran kami saat dipindah ke gedung baru, maka wisatawan enggan datang. Bisa membuat kami mati perlahan-lahan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement