Selasa 25 Jan 2022 15:05 WIB

Hybrid Winter Course UGM Bahas Budaya Kesehatan Baru Pascapandemi

Program ini merupakan pendidikan yang mengedepankan kolaborasi interprofesi.

Rep: my42/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi pers kegiatan Hybrid Winter Course 2022 di FK-KMK UGM.
Foto: Hanita Athasari Zain
Konferensi pers kegiatan Hybrid Winter Course 2022 di FK-KMK UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi UGM berupaya membekali para mahasiswa dari dalam dan luar negeri tentang kehidupan dengan budaya baru pascapandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan FK-KMK UGM, Prof Ova Emilia, saat konferensi pers Hybrid Winter Course 2022 on Interprofessional Education-Post Pandemic Life: Lesson Learnt and Future Direction di FK-KMK UGM, Senin (24/1).

Ova menyampaikan kegiatan ini telah berlangsung sejak 2017. Winter Course ini menjadi upaya untuk berkolaborasi antarbidang agar diskusi yang terbentuk lebih beragam dari berbagai sudut pandang.  

Selain dekan FK-KMK UGM, hadir pula Wakil Dekan Bidang Akademik FK-KMK UGM, dr Ahmad Hamim Sadewa, yang menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dari program studi yang berbeda-beda dibutuhkan sebagai upaya menghubungankan berbagai cabang keilmuan untuk menghadapi era post-pandemic.

Menurut dosen FKG UGM, drg Trianna Wahyu Utami, program Winter Course 2022 akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai tenaga kesehatan di masa depan agar mampu mencari jawaban dari pandemi saat ini sebagai solusi di pandemi lainnya.

Ketua pelaksana Winter Course 2022, dr Gunadi menjelaskan, program ini merupakan pendidikan yang mengedepankan kolaborasi interprofesi di mana tidak hanya tenaga kesehatan, tetapi juga ahli ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. “Kita memang memprioritaskan kesehatan, tetapi roda ekonomi harus tetap berjalan sehingga kolaborasi ini sangat diperlukan”, ujar Gunadi.

Ia juga menjelaskan salah satu aktivitas yang akan dilakukan, yaitu kunjungan ke Desa Batik Sehat di Lendah Kulonprogo yang terdampak pandemi Covid-19. “Kunjungan tersebut akan memberi kesempatan bagi para mahasiswa dan dosen untuk diskusi langsung dengan masyarakat yang terdampak. Selain itu, ada juga praktik bidang culinary,” jelasnya.

Program Winter Course ini bertujuan untuk melibatkan mahasiswa untuk aktif mengidentifikasi masalah kesehatan dari berbagai aspek kehidupan di masyarakat sekaligus merancang solusinya. Tujuan kedua adalah untuk melibatkan mahasiswa UGM dalam kolaborasi multikultural bersama mahasiswa luar negeri.

Ketiga, memfasilitasi mahasiswa UGM untuk meningkatkan kompetensinya melalui kesempatan belajar mandiri bersama mahasiswa perantauan dan satu tenaga ahli kesehatan dari universitas mitra dalam dan luar negeri.

Selain pemaparan program Winter Course 2022, Gunadi juga menanggapi isu pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun ketiga dan mulai melandai sehingga membuat pemerintah berani mengadakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 100 persen.

Menurut Gunadi, pelaksanaan PTM perlu didukung dengan langkah 3T (tracing, testing, dan treatment).  “Kebijakan PTM itu ada konsekuensi yang perlu dijalankan. Pemerintah harus berani untuk melaksanakan testing secara acak dan berkala, bukan menunggu ada kasus terlebih dahulu”, jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement