Ahad 30 Jan 2022 10:30 WIB

Pemkab Banyumas akan Sidak Sekolah, Cek Disiplin Prokes

Pemkab Banyumas akan Sidak Sekolah, Cek Disiplin Prokes

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Muhammad Hafil
Pemkab Banyumas akan Sidak Sekolah, Cek Disiplin Prokes. Foto ilustrasi:  Petugas kesehatan mendata siswa yang akan menjalani tes COVID-19 berbasis
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Pemkab Banyumas akan Sidak Sekolah, Cek Disiplin Prokes. Foto ilustrasi: Petugas kesehatan mendata siswa yang akan menjalani tes COVID-19 berbasis

IHRAM.CO.ID,PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas pekan depan akan mulai melakukan inspeksi dadakan (sidak) kepada sekolah-sekolah guna mengecek kedisiplinan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.

Menurut Bupati Banyumas, Achmad Husein, sidak ini perlu dilakukan demi antisipasi naiknya gelombang Covid-19 akibat varian omicron. Berkaca pada DKI Jakarta, lingkungan sekolah menjadi salah satu penyebar virus.

Baca Juga

"Sidaknya minimal di 20 lokasi sekolah. Paling minggu depan, akan kita sidak terus lihat fasilitasnya lengkap tidak, ada tempat cuci tangan tidak," ujar Bupati belum lama ini.

Menurut Husein, dalam sidak ini akan ada bobot penilaian. Apabila sarana pendukung seperti cuci tangan ditemukan tidak ada, sekolah hanya akan ditegur dan diberi kesempatan maksimal dua hari untuk menyediakannya. Namun, apabila ditemukan guru dan murid yang tidak taat protokol kesehatan dengan tidak mengenakan masker, sekolah dapat ditutup selama seminggu.

 

"Misal ditemukan hari ini juga tetap lanjutin kelas, besok tutup selama satu minggu. Ini supaya disiplin," kata Husein.

Dinas Pendidikan akan melakukan sidak tersebut ke sekolah-sekolah SD dan SMP sebagai prioritas, lalu sekolah-sekolah SMA. Nantinya sekolah-sekolah juga akan dites swab secara massif, apalagi mengingat saat ini ada satu SMA yang 11 siswanya ditemukan sakit.

"Sudah dikirimkan tim kesana untuk tes PCR," kata Husein.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banyumas Irawati menyebutkan, meski sampai saat ini belum ditemukan adanya penularan di lingkungan sekolag, namun di salah satu SDIT ada banyak guru dan murid yang menolak divaksinasi. Kemudian sekolah tersebut diancam akan ditutup.

"Kami kerjasama dengan beberapa Puskesmas dan perangkat daerah. Ancam izin operasionalnya dicabut, karena kalau hanya guru bisa disanksi, tapi karena satu sekolah diancam seperti itu," kata Irawati saat rapat terbuka dengan Bupati.

Usai diancam seperti itu, sekolah kooperatif, dan menurut Irawati para guru dan juga siswa saat ini sudah bersedia divaksinasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement