Ahad 06 Feb 2022 21:34 WIB

Tengah Diproses, Hasil WGS Klaster Sekolah di DIY Keluar Besok

Tahap persiapan pemeriksaan 48 sampel dilakukan sejak Rabu (2/2).

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Deteksi varian Omicron dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) terus berjalan di DIY. Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi mengatakan, saat ini ada 48 sampel yang tengah diperiksa di laboratorium dengan metode WGS.

Gunadi menuturkan, hasil dari pemeriksaan terhadap 48 sampel ini baru dimungkinkan keluar Senin (7/2) besok. Tahap persiapan pemeriksaan 48 sampel ini sendiri sudah dilakukan sejak Rabu (2/2) lalu.

"Pemeriksaan butuh waktu lima sampai tujuh hari, kemarin kita running (mulai) Rabu. Library preparation mulai hari Rabu, terus masuk mesin hari Sabtu, terus kemudian hari kedua hasilnya (baru keluar) karena membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk running (sampel)," kata Gunadi kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Ahad (6/2).

Seluruh sampel yang saat ini masih dalam pemeriksaan berasal dari DIY. Bahkan, beberapa sampel tersebut termasuk sampel dari kasus positif yang berasal dari klaster sekolah yang ada di Kabupaten Sleman.

 

"Insya Allah besok baru bisa keluar hasilnya, yang sekarang itu sampelnya yang (dilaporkan positif Covid-19 dari tanggal) belasan (Januari) sampai akhir Januari," ujar Gunadi.

Kriteria sampel yang diperiksa dengan metode WGS ini tidak hanya dari kasus positif yang diambil dari klaster baru penularan Covid-19 di Sleman. Namun, juga kasus yang memiliki komorbid dan immunocompromised atau kasus yang memiliki masalah sistem imun.

Selain itu, sampel yang diambil juga dari kasus yang sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap, kasus positif pada anak-anak dan kasus dengan gejala berat atau kritis. Termasuk sampel yang diambil dari kasus positif dengan CT value di bawah 30, serta pelaku perjalanan luar negeri.  

Gunadi menjelaskan, pemeriksaan sampel untuk mendeteksi varian Omicron di DIY ini juga sudah dilakukan sebelumnya. Pihaknya juga memeriksa sebanyak 48 sampel dengan hasil satu orang terdeteksi varian Omicron.

Meskipun begitu, satu kasus positif Omicron tersebut bukan warga DIY, melainkan pendatang dari DKI Jakarta. Dengan begitu, kasus tersebut tidak tercatat sebagai kasus yang terpapar di DIY dan masuk dalam data DKI Jakarta.

"(Pemeriksaan) 48 (sampel) di awal itu termasuk yang dari Jakarta yang dilaporkan Pak Sekda (DIY). 48 yang itu sampelnya dari Jakarta 12 (kasus), Jawa Tengah tiga (kasus), sisanya DIY 33 (kasus)," jelas Gunadi.

Sementara itu, berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 DIY, kasus positif Covid-19 dengan hasil probable Omicron masih terus bertambah di DIY. Data terakhir per 5 Februari menunjukkan bahwa probable Omicron sudah mencapai 149 kasus.

Probable Omicron sendiri merupakan kasus dari hasil pemeriksaan PCR dengan metode S Gene Target Failure (SGTF). SGTF ini salah satu deteksi awal varian Omicron dan kasus dari SGTF harus diperiksa lebih lanjut dengan WGS untuk memastikan positif Omicron atau tidak.

"Jumlah sampel yang diperiksa (SGTF) di DIY sudah 187 sampel, 149 di antaranya probable Omicron dan 38 sampel non probable. Sedangkan, 15 kasus sudah sembuh," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement