Jumat 11 Feb 2022 17:01 WIB

Kasus Covid-19 di DIY Meningkat, BOR Rumah Sakit Masih Normal

Sebagian besar penambahan kasus di DIY merupakan positif Omicron.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus bertambah signifikan di DIY, bahkan di atas 600 kasus per hari. Namun, Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 masih di angka normal.

Sedangkan, tempat isolasi terpadu (isoter) juga belum banyak yang terisi. Hal ini, kata Aji, dikarenakan kasus positif banyak yang menjalani isolasi mandiri (isoman). "Kita lihat BOR RS msh normal, kemudian justru isoter kita berkurang banyak. Artinya penambahan itu sebagian besar isoman," kata Aji di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (11/2/2022).

Aji menyebut, sebagian besar penambahan kasus di DIY merupakan positif Omicron. Banyak yang tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, sehingga tidak banyak yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Hal ini yang membuat BOR maupun isoter belum banyak terpakai untuk penanganan Covid-19 di DIY. "BOR-nya itu yang mengisi mereka yang kemarin (terinfeksi varian) Delta, yang perlu perawatan justru yang Delta, kan delta sudah mulai berkurang," ujar Aji.

 

Meskipun banyak yang menjalani isolasi mandiri, ia menegaskan agar pengawasan dilakukan hingga ke tingkat kelurahan. Utamanya, pengawasan terkait tempat isolasi agar memenuhi persyaratan.

"Kalau rumahnya tidak memenuhi persyaratan, perlu dijemput atau berangkat sendiri ke isoter, karena isoter kita ada. Mereka yang isoman tapi tidak memenuhi syarat nanti berbahaya, bisa menambah kasus," jelas Aji.

Pihaknya juga sudah meminta rumah sakit untuk melakukan persiapan dalam rangka menghadapi kenaikan kasus. Ia menyebut, layanan reguler yang ada juga dapat dialihkan untuk dikhususkan menjadi layanan Covid-19.

"Kita sudah minta (RS melakukan) persiapan, (bed) masih cukup. Tapi sebetulnya tinggal konversi saja (bed) dari layanan reguler ke layanan Covid-19," tambahnya.

Seperti diketahui, Pemda DIY mengumumkan kasus pertama positif Omicron, Kamis (10/2/2022) kemarin. Setidaknya, ada 73 kasus yg dilaporkan dari hasil pemeriksaan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

Pemeriksaan WGS dilakukan oleh laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY.  Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, 73 kasus tersebut didapatkan dari pemeriksan yang dilakukan terhadap 83 sampel.

Sultan menyebut, sebagian besar kasus positif Omicron ini merupakan pelaku perjalanan atau wisatawan yang datang ke DIY. Wisatawan itu diketahui melakukan tes Covid-19 saat akan kembali ke daerahnya.

"Ini kan hasil (pemeriksaan) dari wisatawan luar Yogya yang masuk Yogya, mereka sebelum meninggalkan Yogya mengambil inisiatif untuk swab di RS atau di klinik di Yogya. Begitu diambil sampelnya, dia pulang ke daerahnya, ternyata begitu sampelnya berproses di UGM maupun BBTKLPP itu ternyata ada yang Omicron jumlahnya 73 orang," kata Sultan.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie merinci, dari 83 sampel tersebut, 36 sampel diantaranya diperiksa oleh BBTKLPP DIY. Dari 36 sampel ini ditemukan 34 kasus positif Omicron.

Sedangkan, 47 sampel lainnya diperiksa oleh laboratorium UGM dengan hasil 39 sampel positif Omicron. Ia menjelaskan, dalam pemeriksaan WGS tersebut juga ditemukan varian Delta.

Meskipun begitu, kasus positif dari varian ini tidak banyak. Setidaknya, ada delapan sampel yang ditemukan dengan hasil positif dari varian Delta.

"Masih ada Delta sebanyak delapan kasus, Delta ada 17 persen yang diperiksa di UGM. Dari 39 yg positif Omicron itu, 32 (kasus) kodenya BA1, artinya kebanyakan terjadi. Kalau BA2 artinya jarang ada," kata Pembayun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement