Kamis 17 Feb 2022 14:34 WIB

Perdagangan Jadi Penopang Ekonomi Jatim

Pada 2021 sektor perdagangan Jatim tumbuh 7,83 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Perdagangan Jadi Penopang Ekonomi Jatim (ilustrasi).
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO
Perdagangan Jadi Penopang Ekonomi Jatim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa mengatakan, kinerja ekonomi terus menunjukkan perkembangan. Sempat mengalami kontraksi 2,39 persen akibat pandemi Covid-19 pada 2020, ekonomi Jatim kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,57 persen pada 2021.

"Salah satu penopang utama bagi pemulihan ekonomi Jawa Timur adalah sektor perdagangan," kata Khofifah, Kamis (17/2).

Baca Juga

Khofifah menjelaskan, pada 2021 sektor perdagangan Jatim tumbuh 7,83 persen. Pergerakan sektor perdagangan di Jawa Timur, kata Khofifah, turut menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran strategis Jawa Timur baik sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia maupun sebagai salah satu hub perdagangan internasional.

“Letak Jatim sangat strategis karena berada di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa  dan merupakan penghubung perdagangan bagi Indonesia Timur. Inilah salah satu keberuntungan yang dimiliki Jatim,” ujar Khofifah.

Khofifah mengatakan, neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur sebagai salah satu andalan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami surplus Rp 151,94 triliun pada 2021. Surplus tersebut berasal dari selisih antara neraca perdagangan luar negeri sebesar Rp 84,17 triliun dan neraca perdagangan antar daerah sebesar Rp 236,11 triliun.

Neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur pada 2021 sekaligus merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pada 2021, neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 159,01 persen, dari Rp 91,16 triliun menjadi Rp 236,11 triliun.  

Pada saat neraca perdagangan luar negeri mencatatkan defisit, maka besarnya surplus neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur mampu mewujudkan surplus bagi total neraca perdagangan barang dan jasa di wilayah setempat. Khofifah mengatakan, komoditas utama yang dijual dari Jawa Timur ke provinsi mitra dagang antara lain adalah pupuk, semen, beras, rokok, kertas, pakan ternak, sapi, dan buah-buahan.

Sedangkan komoditas utama yang dibeli Jawa Timur dari provinsi mitra dagang antara lain adalah sepeda motor, minyak sawit, mobil, batubara, cengkeh, kain, dan pakaian jadi. Khofifah menyebut, Pemprov Jatim menerapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan perdagangan antar daerah. Di antaranya melalui pembentukan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi.

“Keberadaan KPD memberikan informasi potensi dan peluang perdagangan antara Jawa Timur dengan provinsi mitra dan sebagai penghubung bagi pengusaha Jawa Timur untuk dapat menjalin hubungan dagang dengan pengusaha di provinsi mitra,” kata Khofifah.

Kemudian untuk memonitor pergerakan arus barang antar daerah, Pemprov Jatim juga telah mengembangkan Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi (SIPAP). Sistem ini bahkan diadopsi Kementerian Perdagangan untuk kemudian diterapkan secara Nasional.

Selain itu, Pemprov Jatim juga secara rutin menggelar misi dagang dengan membawa para pengusaha untuk dapat bertemu secara langsung dengan pengusaha di provinsi mitra. Dalam agenda misi dagang dapat terjadi kesepakatan bisnis baik penjualan maupun pembelian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement