Senin 14 Mar 2022 17:01 WIB

Sapuhi Sambut Positif Bandara Juanda Dibuka untuk Penerbangan Umroh

Jumlah jamaah akan terus meningkat seiring dengan dilonggarkannya prokes

Rep: ali yusuf/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa kelengkapan calon jamaah umrah saat memasuki Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). Sebanyak 366 orang melaksanakan ibadah umrah dan menjadi pertama kali di Jawa Timur setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jemaah akibat pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas memeriksa kelengkapan calon jamaah umrah saat memasuki Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/3/2022). Sebanyak 366 orang melaksanakan ibadah umrah dan menjadi pertama kali di Jawa Timur setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jemaah akibat pandemi COVID-19.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi), Syam Resfiadi bersyukur pemerintah telah membuka Bandara Juanda Surabaya untuk penerbangan umroh. Jadi,  sampai saat ini ini baru dua bandara yang bisa digunakan sebagai keberangkatkan jamaah umrah di masa pandemi.

"Alhamdulillah Bandara Juanda Surabaya sudah bisa digunakan untuk penerbangan umroh," kata Ketua Umum Sapuhi Syam Resfiadi, saat dihubungi Republika, Senin (14/3).

Baca Juga

Syam mengatakan jumlah jamaah akan terus meningkat seiring dengan dilonggarkannya protokol kesehatan di Indonesia dan Arab Saudi. Sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Agama hanya Bandara Soekarno-Hatta digunakan sebagai penerbangan umroh. "Artinya jamaah umrah sudah bisa meningkat banyak yang tidak lagi harus satu tempat di Jakarta, jadi ada di Surabaya," ujarnya.

Syam memastikan dibukanya Bandara Juanda Surayabaya sebagai penerbangan umroh dapat memecah kepadatan di Bandara Soekarno Hatta. Seperti diketahui Bandara Soekarno-Hatta setiap harinya selalu padat dengan jamaah umrah dari seluruh Indonesia. "Itu sudah bisa memecah kepadatan, arus pergi dan pulang karena ada PCR di  dalam Airport membuat antrian panjang," katanya.

Syam mengatakan, untuk kedatangan, jamaah memang harus dilakukan PCR. Sambil menunggu hasilnya, jamaah harus karantina di hotel selama 1×24 jam.  "Karena hasil PCR nya idak bisa cepat harus satu hari tinggal di hotel dulu baru ketahuan hasilnya," katanya.

Syam berharap semoga ketentuan ini terus diperluas di bandara-bandara lain sehingga, sehingga jamaah dapat berangkat di daerahnya masing-masing. Syam juga meminta tidak ada lagi protokol kesehatan di bandara karena pemerintah sudah melonggarkannya. "Semoga aja bisa diikuti dengan emberkasih lain. Tentunya tidak ada lagi protokol kesehatan yang sudah dibebaskan sampai saat ini," katanya.

Menurutnya, jika di bandara tidak ada lagi protokol kesehatan seperti keharusan PCR dan karantina bagi jamaah yang datang di Arab Saudi, maka maskapai-maskapai akan menambah jumlah seat nya.  "Nanti akan diikuti juga dengan para Armada dari airlines agar bisa menambah jumlah kapasitas seat yang bisa mengangkut jamaah ke Arab Saudi," katanya.

Syam mengajak semua penyelenggara travel umrah dan haji khusus bersyukur, karena pemerintah sudah melonggarkan ketentuan protokol kesehatan. Semoga setelah ini keadaan Indonesia terus membaik.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement