Rabu 13 Apr 2022 18:59 WIB

Banyumas Siap Tekan Inflasi Ramadhan dan Idul Fitri 2022

Secara historis, Purwokerto selalu menunjukkan inflasi meningkat pada momen Lebaran.

Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kabupaten Banyumas siap menekan inflasi yang diperkirakan akan terkerek selama bulan suci Ramadhan. Inflasi bahan pangan (food inflation) menjadi yang perlu diwaspadai selama bulan tersebut.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto (KPw BI Purwokerto) Rony Hartawan menjelaskan, secara historis, Purwokerto selalu menunjukkan inflasi yang meningkat pada momen Lebaran akibat faktor permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Tercatat pada bulan Ramadhan dari tahun 2018 hingga 2021, inflasi di Purwokerto sebesar 0,36 persen month to month (mtm).

"TPID perlu menyiapkan strategi pengendalian inflasi pada komoditas yang mengalami fluktuasi cukup tinggi," ujar Rony Hartawan dalam high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Banyumas di Hotel Java Heritage, Rabu (13/4/22).

Pada tahun 2022, momentum tekanan inflasi tersebut juga perlu diwaspadai, terutama pada beberapa komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi terbesar dalam tiga tahun terakhir yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras.

Selain bahan pangan, kenaikan harga bensin dan tarif angkutan umum juga akan memicu inflasi tinggi. Kenaikan harga bensin didorong oleh kebijakan Pemerintah yang meningkatkan harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 sejak 1 April 2022. Bersamaan dengan laporan itu, Pemerintah juga membatasi BBM bersubsidi (Pertalite) untuk menjaga pasokan barang. Sementara itu, tarif angkutan saat ini relatif stabil, meski terdapat potensi kenaikan jelang Idul Fitri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kab. Banyumas, Titik Pudji Astuti memastikan bahwa stok bahan makanan di Banyumas relatif aman.

"Harga bahan pokok masyarakat diperkirakan stabil. Distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat umumnya lancar dan stoknya cukup tersedia," kata Titik dalam rapat TPID.

Hal yang perlu diwaspadai adalah harga barang kebutuhan pokok hasil industri seperti minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu. Distribusi minyak goreng untuk Kab. Banyumas dalam satu minggu ini rata-rata per hari 100.428 liter untuk minyak goreng premium, dam 22.222 liter untuk minyak goreng curah. Sedangkan untuk stok tanggal 11 April 2022 sebesar 122.695 liter.

"Untuk minyak goreng stoknya cukup, asalkan masyarakat tidak hanya membeli minyak goreng curah," katanya.

Selain itu, yang perlu diwaspadai adalah perubahan harga yang cenderung fluktuatif untuk barang kebutuhan pokok hasil pertanian dan peternakan yang sangat dipengaruhi oleh cuaca dan tingginya permintaan konsumen.

Langkah antisipasi yang dilakukan Dinperindag adalah monitoring harga kebutuhan pokok setiap hari, operasi pasar minyak goreng, pemantauan ketersediaan di pasar, membentuk satgas khusus untuk memantau distribusi kebutuhan pokok masyarakat, dan melaporkan kepada pihak berwenang apabila menemukan upaya manipulasi dan spekulasi harga dan penimbunan barang.

Sementara itu Pertamina memastikan permintaan Pertalite selama bulan puasa dan mudik mendatang akan terpenuhi. Sales Branch Manager Pertamina Banyumas dan Cilacap Farid Akbar mengatakan bahwa pasca kenaikan harga Pertamax kebutuhan masyarakat terhadap Pertalite dan Biosolar akan terpenuhi.

"Untuk saat ini stok Pertalite dan Biosolar akan di-build up. Saya tidak bisa sebut berapa jumlahnya, pokoknya tinggal sedikit langsung kita isi, sehingga 5 persen kenaikan dari rata-rata normal udah kita persiapkan untuk permintaan Pertalite dan biosolar," jelas Farid.

Selain itu menjelang Lebaran Pertamina akan menyediakan SPBU kantong yakni berupa mobil tangki yang siap di sekitar SPBU.

"Untuk menghindari siapa tau mudik macet mobil tidak bisa jalan. Dimana SPBU itu butuh, kita bisa isi ke SPBU tanpa melalui depot," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement