Jumat 22 Apr 2022 15:04 WIB

Arus Mudik di Jalur Arteri Nasional, Enam Pasar Tradisional Jadi Perhatian

Enam pasar ini diprediksi akan menunjukkan peningkatan aktivitas.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Pasar tradisional (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pasar tradisional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Aktivitas enam pasar tradisional di Kabupaten Semarang jelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriyah diprediksi bakal menjadi potensi gangguan kelancaran arus lalu lintas di jalan arteri (jalur nasional) pada mudik Lebaran nanti.

Terkait hal ini, Satlantas Polres Semarang menyiapkan cara bertindak guna mengantisipasi hambatan kelancaran arus lalu lintas di jalur non tol tersebut.    

"Kita sudah melakukan pemetaan, di jalur arteri (jalan nasional) di wilayah hukum Polres Semarang ada pasar tradisional yang pada momentum menjelang Lebaran menunjukkan peningkatan aktivitas," ungkap Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Rendi Johan Prasetyo, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (22/4/2022).

Keenam pasar tradisional tersebut meliputi pasar Bandarjo Ungaran, pasar Babadan, pasar Karangjati, kemudian pasar Projo Ambarawa (arah Yogyakarta), pasar Bandungan (jalur alternatif ke Temanggung), dan pasar Suruh (alternatif Boyolali/Sragen).

Enam pasar ini diprediksi akan menunjukkan peningkatan aktivitas karena banyak masyarakat yang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menyambut Lebaran 1443 Hijriyah nanti.

Demikian pula sejumlah pasar yang terintegrasi dengan daerah wisata, seperti Pasar Kopeng, di jalur alternatif menuju Kabupaten Magelang yang juga berpotensi menjadi simpul kemacetan arus lalu lintas.

Maka di semua pasar tradisional yang berada di jalur arteri jalan nasional maupun jalan penghubung antar kabupaten yang produktif akan ditempatkan Pos Pengamanan dengan personel yang cukup untuk mem-back up aktivitas yang terjadi.

Bentuknya ada patroli protokol kesehatan, rekayasa lalu lintas dan mengkanalisasi penyeberang jalan. Biasanya perlambatan kendaraan hingga timbul antrean panjang karena orang menyeberang jalan.

"Selain minimnya fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO), umumnya masyarakat juga ingin bisa menyeberang jalan dengan cepat,” jelasnya.

Untuk itu Satlantas Polres Semarang menyiapkan kanalisasi penyebarangan jalan dengan menutup beberapa titik penyeberangan jalan yang jamak digunakan sebagai akses penyeberangan dengan partisi.

Contoh di pasar Bandarjo Ungaran yang terdapat dua titik penyeberangan yang berdekatan, yakni di depan kantor cabang BRI Ungaran. dari dua titik penyeberangan hanya akan difungsikan satu titik.

Sementara yang satu titik penyeberangan lainnya akan ditutup dengan partisi agar tidak digunakan untuk akses menyeberang orang maupun kendaraan. “Selain itu akan ditempatkan petugas secara bergantian untuk membantu menyeberangkan secara bergelombang,” katanya menambahkan.

Diharapkan penyeberangan secara bergelombang ini akan mampu memperpendek jumlah perlambatan, sehingga antrean kendaraan sampai dengan traffic light (TL) Assalamah tidak akan terlalu panjang.

Di sisi lain, pos pengamanan juga akan memantau parkir pedagang maupun pengunjungnya. Satuan parker yang ada akan dioptimalkan ke belakang.

"Lebih baik nanti jalur yang di belakang yang digunakan untuk satuan parkir, dari pada sebagian bahu atau badan jalan jalur arteri (jalan nasional) sebagian lajurnya digunakan untuk parkir saat terjadi peningkatan aktivitas pasar," kata Rendi.

Satlantas Polres Semarang akan mengoptimalkan edukasi dan persiasi dengan imbauan untuk mengajak masyarakat selalu tertib. Ini tidak hanya di pasar Bandarjo, di pasar Babadan dan pasar Karangjati juga sama cara antisipasinya. "Sehingga tidak menimbulkan perlambatan maupun gangguan kelancaran arus lalu lintas di jalur arteri nasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement