Kamis 12 May 2022 16:42 WIB

Kurangi Sampah Masuk TPST Piyungan, Perlu Edukasi Pemilahan Sampah

Sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500-600 ton per hari.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Aktivitas pembongkaran sampah normal kembali di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (12/5/2022). Akses TPST Piyungan dibuka kembali usai pertemuan antara warga dengan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu poin hasil pertemuan tersebut yakni bahwa pada 2025 TPST Piyungan tidak lagi menjadi tempat pembuangan sampah dan hanya menjadi tempat pengolahan sampah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas pembongkaran sampah normal kembali di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Kamis (12/5/2022). Akses TPST Piyungan dibuka kembali usai pertemuan antara warga dengan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu poin hasil pertemuan tersebut yakni bahwa pada 2025 TPST Piyungan tidak lagi menjadi tempat pembuangan sampah dan hanya menjadi tempat pengolahan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Edukasi dan sosialisasi yang masif kepada masyarakat terkait pemilahan sampah di tingkat keluarga atau rumah tangga dinilai penting dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPST Piyungan.

Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, perlu adanya dukungan dari pemerintah kabupaten/kota yang memusatkan pembuangan sampah ke TPST Piyungan untuk melakukan edukasi dan sosialisasi pemilahan sampah di tingkat keluarga ini.

Termasuk mengkaji sarana dan prasarana pengangkutan sampah yang dinilainya juga sangat penting untuk dilakukan. Ada tiga daerah yang membuang sampah ke TPST Piyungan yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul (Kartamantul).

"Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota khususnya tiga wilayah yang memusatkan pembuangan sampah di TPA Piyungan," kata Aji.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500-600 ton per hari di masa sebelum pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, sampah yang masuk naik menjadi 756 ton per hari.

Bahkan, sejak masa mudik Lebaran 2022, volume sampah yang masuk justru lebih meningkat yakni mencapai 906 ton per harinya. Aji juga menegaskan pentingnya kontribusi pemerintah kabupaten/kota untuk menekan volume sampah di tingkat hulu atau produsen sampah yakni masyarakat.

Persoalan pengolahan sampah tidak hanya pada kawasan hilir, melainkan juga dari hulu. Aji menuturkan, dalam pengolahan sampah, yang harus dilakukan selain dibuang di tempat sampah yakni dilakukannya pemilahan antara sampah organik dan non organik.

"Perlu edukasi ke masyarakat tentang sampah, selain berdampak pada pemandangan tidak nyaman, juga berdampak pada kesehatan. Persoalan sampah sangat membutuhkan peran serta dan kepedulian dari masyarakat, tak hanya bergantung pada teknologi, pun pemerintah," jelas dia.

Kepala DLHK DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengatakan sebelumnya, pihaknya bersama kabupaten/kota akan mengefektifkan pengelolaan sampah di TPS3R. TPS3R ini diefektifkan agar pengelolaan sampah selesai di tingkat kelurahan.

Dengan begitu, katanya, sampah yang masuk ke TPST Piyungan dapat berkurang. Saat ini ada 64 TPS3R yang diefektifkan di tingkat kelurahan di DIY.

Pihaknya bersama kabupaten/kota akan menambah setidaknya 109 TPS3R. Jika nantinya, seluruh TPS3R ini sudah efektif, maka diperkirakan hanya akan ada 10 persen sampah yang masuk ke TPST Piyungan.

"Kita tambah lagi 109 TPS3R karena target kami sampah selesai di tingkat kelurahan. Kalau sudah efektif ini yang masuk ke Piyungan sekitar 10 persen, itu pun hanya residu yang sudah tidak bisa diolah di tingkat TPS3R," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement