Selasa 14 Jun 2022 14:38 WIB

Pengelola Wisata Sleman Perlu Bekal Mitigasi Bencana

Kegiatan pelatihan mitigasi bencana diikuti 40 peserta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah pengunjung di salah satu desa wisata Sleman sedang menikmati momen wisata.
Foto: Dokumen
Sejumlah pengunjung di salah satu desa wisata Sleman sedang menikmati momen wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sektor pariwisata jadi penunjang pembangunan nasional sekaligus faktor strategis meningkatkan pendapatan devisa negara dan masyarakat. Namun, dibalik sisi positif, sektor pariwisata tidak luput dari beragam faktor penghambat.

Hal ini bisa berdampak negatif bagi individu, kelompok, maupun kewilayahan. Salah satunya potensi bencana baik bencana alam maupun kecelakaan kerja. Berlaku pula bagi Sleman, mengingat posisi demografis yang ada di kawasan rawan bencana.

Kondisi inilah mendasari pentingnya bekal mitigasi bencana bagi pengelola dan pihak-pihak terkait. Karenanya, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, DIY, mengadakan kegiatan pelatihan keamanan dan keselamatan di destinasi pariwisata.

Kegiatan diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari sumber daya pelaku wisata kawasan rawan bencana Sleman. Terutama, dalam memberikan tindakan efektif ketika terjadi bencana atau kondisi darurat.

Kepala Dispar Sleman, Suparmono menilai, itu akan berdampak kualitas pelayanan yang prima kepada wisatawan. Pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana ini fundamental dikuasai pemangku kepentingan maupun pengelola destinasi wisata.

"Pelatihan mitigasi bencana ini penting untuk ke depan karena aspek keamanan di destinasi menjadi hal yang utama bagi pengunjung," kata Suparmono, Selasa (14/6/2022).

Pelatihan diikuti 40 peserta yang terdiri dari pengelola destinasi wisata di Sleman. Berlangsung selama empat hari mulai 6-9 Juni 2022, dengan dua lokasi berbeda yakni, Hotel Griya Persada Kaliurang dan KWDT Dieng.

Pemilihan Dieng sebagai lokasi pelatihan karena salah satu destinasi dengan potensi bencana yang lebih banyak, namun tidak jadi penghalang. Dieng, kata Suparmono, salah satu kawasan wisata yang mampu mengelola potensi bencananya.

Dari pelatihan mitigasi bencana, pelaku-pelaku usaha wisata mendapatkan banyak ilmu yang nantinya dapat diterapkan di Sleman. Termasuk, bagi Dinas Pariwisata Sleman dapat melakukan pembentukan UPTD Pengelola Wisata di Sleman.

Sedangkan, bagi pihak pengelola pariwisata Sleman itu telah dilatih selama empat hari dan tiga hari pelatihan secara klasikal. Satu hari pelatihan secara langsung di Dieng yang dibimbing langsung para pengelola wisata Dieng.

Maka itu, Dispar Sleman mengajak pelaku wisata, khususnya beberapa destinasi wisata dan desa wisata untuk belajar ke Dieng. Antara lain tentang pembentukan UPTD Pengelola Wisata di Dieng yang hari ini dinilai sudah berjalan bagus.

"Sleman sedang berproses membuat. Kemudian, teman-teman pelaku wisata selama empat hari kita latih untuk mitigasi bencana di destinasi. Ada 40 pelaku wisata yang kami latih selama empat hari dan tiga hari klasikal sudah kami laksanakan," ujarnya.

Ia berharap, ke depan setelah pelatihan tersebut, seluruh pengelola destinasi wisata dan desa wisata Sleman beserta pihak-pihak terkait dapat belajar. Lalu, mengadopsi dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan.

Termasuk, keterampilan yang telah diperoleh dari pelatihan mitigasi bencana tersebut. Ia turut berharap, pelaku-pelaku usaha wisata di Sleman bisa belajar pelatihan mitigasi bencana di destinasi dan di desa wisata masing-masing.

"Jadi, sekali lagi harapan kami pelaku wisata bisa belajar banyak tentang mitigasi bencana untuk wilayahnya masing-masing," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement