Selasa 28 Jun 2022 18:43 WIB

Pertamina Masih Selidiki Penyebab 1.900 liter Minyak Tumpah di Cilacap

Jumlah yang tumpah diperkirakan sebanyak 1.900 liter.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tumpahan minyak mentah masih terlihat menggenangi perairan di sekitar Dermaga PT Pelindo, Jateng, Selasa (28/6/2022). PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap bersama nelayan dan warga masih melakukan pembersihan tumpahan minyak mentah yang diketahui pertama kali pada Senin (27/6/2022) sore.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Tumpahan minyak mentah masih terlihat menggenangi perairan di sekitar Dermaga PT Pelindo, Jateng, Selasa (28/6/2022). PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap bersama nelayan dan warga masih melakukan pembersihan tumpahan minyak mentah yang diketahui pertama kali pada Senin (27/6/2022) sore.

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap masih melakukan investigasi terkait penyebab sekitar 1.900 liter minyak mentah yang tumpah di perairan Cilacap, khususnya Sungai Donan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (27/6/22) sore.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Cecep Supriyatna menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih menyelidiki sumber tumpahan minyak yang mengotori perairan.

Baca Juga

"Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan investigasi kami," kata Cecep saat memberikan keterangan pers, Selasa (28/6/22).

Menurut Cecep, tumpahan tersebut merupakan minyak mentah (crude oil) dan terjadi di area 70 Pertamina Cilacap. Saat kejadian tersebut, di area ini sedang ada aktivitas muat (loading) minyak dari pipa penyalur ke kapal tanker.

 

Hingga saat ini pihaknya masih belum dapat memastikan penyebab terjadinya tumpahan minyak tersebut. Berdasarkan pantauan dengan menggunakan pesawat nirawak (drone), area yang terdampak tumpahan minyak tidak terlalu luas, yakni hanya di sekitar Dermaga Batre atau Wijayapura. Jumlah yang tumpah diperkirakan sebanyak 1.900 liter.

"Kalau kami hitung perkiraan yang bocor 1.900-an liter," ujarnya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengungkapkam bahwa tumpahan minyak tersebut pertama kali diketahui nelayan pada hari Senin (27/6), pukul 17.30 WIB. Kemudian pada pukul 19.00 WIB mulai tercium bau menyengat.

"Malam itu sampai pagi masih ada arus dari timur ke barat sekaligus angin dari timur ke barat sehingga banyak (tumpahan minyak) yang ngumpul di Dermaga Wijayapura ini," ujar Sarjono.

Berdasarkan laporan para nelayan, ia memprediksi bahwa kebocoran berasal dari kapal Pertamina di Area 70. Akan tetapi, pihaknya masih menunggu investigasi dan tanggungjawab dari Pertamina mengenai akibat dari kebocoran ini.

"Kami hanya memantau di lapangan supaya situasi tetap kondusif dan sabar menunggu keputusan dari pihak Pertamina," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement