Selasa 28 Jun 2022 23:46 WIB

Kurator Hayati Merekam 8.600 Data Keanekaragaman Hayati Lautan

Program kurator hayati ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kurator Hayati Merekam 8.600 Data Keanekaragaman Hayati Lautan (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Jojon
Kurator Hayati Merekam 8.600 Data Keanekaragaman Hayati Lautan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Sebanyak 5.000 data spesies keanekaragaman hayati lautan berhasil dikumpulkan melalui kegiatan Kurator Hayati. Kegiatan ini dikelola oleh Komite Indeks Biodiversitas Indonesia-Konsorsium Biologi Indonesia (IBI-KOBI).

Dilaksanakan dalam Program Studi atau Proyek Independen dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berlangsung sejak Maret-Mei 2022. Ketua KOBI, Prof Budi S Daryono mengatakan, program kurator hayati telah berjalan sejak 2021.

Baca Juga

Pada batch satu November 2020-Januari 2022 dan batch dua Oktober-Desember 2021 terkumpul 3.600 data keanekaragaman hayati di daratan Indonesia. Lalu, di batch tiga Maret-Mei 2022 terkumpul 5.000 keanekaragaman hayati di laut Nusantara.

"Jadi, total sampai sekarang ada 8.600 jenis keanekaragaman hayati daratan dan lautan Indonesia yang sudah terkumpul dalam big data IBI," kata Budi, Selasa (28/6/2022).

 

Program kurator hayati batch tiga kali ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Khususnya, perguruan-perguruan tinggi yang sudah memiliki fakultas atau program studi bidang Biologi, Kehutanan, dan Perikanan.

Kegiatan kurator hayati ini mendukung usaha membangun indikator dalam mengukur status dan tren keanekaragaman hayati Indonesia. Antara lain indikator keragaman spesies, kelimpahan populasi, laju kepunahan lokal dan karbon stok biomassa.

Ia menekankan, data yang dikumpulkan IBI tentang keanekaragaman hayati ini nanti akan digunakan sebagai salah satu dasar untuk memberikan masukan terkait putusan. Serta, kebijakan tepat bagi pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan.

Beberapa kegunaan data sains yang dihasilkan antara lain mengukur kinerja keanekaragaman hayati oleh daerah. Selain itu, berguna untuk pengelolaan konsesi berupa kebun, hutan tanaman industri, dan hak pengusahaan hutan.

Kemudian, pengelolaan oleh masyarakat dan unit ekologi seperti ecoregion dan daerah aliran sungai. Karenanya, Budi berpendapat, data ini sangat penting karena tidak bisa membangun sesuatu dengan pasti tanpa ada dukungan data.

"Sehingga, kita fokus untuk membenahi dan mengelola data biodiversitas Indonesia," ujar Budi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement