Ahad 03 Jul 2022 17:48 WIB

KKN UGM Lakukan Pengabdian di Pulau Terluar Timur Indonesia

Pemberdayaan pelaku UMKM guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UGM mengikuti penerjunan kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN PPM) periode 2 Tahun 2022 di Balairung UGM, Jumat (24/6/2022). KKN PPM UGM kembali diadakan secara luring setelah dua tahun digelar daring imbas pandemi Covid-19. UGM  menerjunkan 6247 mahasiswa yang akan melaksanakan program di 228 unit KKN. Mahasiswa akan disebar di 28 provinsi, 85 kabupaten/kota, 197 kecamatan, dan 441 desa sejak dari 25 Juni 2022 hingga 13 Agustus 2022.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Mahasiswa UGM mengikuti penerjunan kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN PPM) periode 2 Tahun 2022 di Balairung UGM, Jumat (24/6/2022). KKN PPM UGM kembali diadakan secara luring setelah dua tahun digelar daring imbas pandemi Covid-19. UGM menerjunkan 6247 mahasiswa yang akan melaksanakan program di 228 unit KKN. Mahasiswa akan disebar di 28 provinsi, 85 kabupaten/kota, 197 kecamatan, dan 441 desa sejak dari 25 Juni 2022 hingga 13 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 27 mahasiswa KKN PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten ini berada di pulau terluar di bagian timur Indonesia.

Mereka mengabdi di empat desa yang ada di Kecamatan Hawu Mehara mulai dari Desa Tanajawa, Desa Lobohede, Desa Molie, dan Desa Pedarro. Sebelum melaksanakan KKN, mahasiswa mengikuti prosesi penerimaan oleh Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua.

Mereka didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM UGM Sabu Raijua, Dr Widya Nayati. Widya mengatakan, kegiatan KKN kali ini merupakan lanjutan dari KKN sebelumnya. Yang mana, telah dilaksanakan sejak 2020.

Ia menerangkan, tema besar kegiatan KKN PPM UGM merupakan program peningkatan peran wanita dalam mencapai kesejahteraan berkelanjutan melalui pariwisata. Menurut Widya, tema ini menggabungkan keinginan membantu pemerintah.

Dalam menanggulangi stunting, ketahanan pangan, pencapaian kesejahteraan dengan hidup sehat secara berkelanjutan, dan kesiapan masyarakat dalam mengelola objek-objek wisata secara lestari dan berkelanjutan. Termasuk, Kabupaten Sabu Raijua.

"Kita harapkan Sabu Raijua sebagai wilayah terselatan kedua di Indonesia menjadi tujuan wisata edupark. Wisatawan dapat melakukan pembelajaran soal alam dan budaya Sabu Raijua," kata Widya.

Bagi masyarakat lokal, kehadiran wisatawan ke Sabu Raijua dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan mengembangkan diri. Warga Sabu Raijua memiliki tanggung jawab melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang berkembang di sana.

Mahasiswa akan menjalankan program terkait pengembangan wisata edupark. Pengembangan SDM berkualitas mendukung kesehatan keluarga dan anak, pengembangan generasi cerdas, pemanfaatan SDA, pengembangan ekonomi dan Waste Edu Center.

Empat program unggulan yang dilakukan ada pembuatan tugu dengan desain mencontoh Kalabbamadja dan sosialisasi kesehatan reproduksi untuk remaja, festival lampion, dan pengembangan UMKM Gula Sabu. Melaksanakan pula pendampingan dan pelatihan.

Antara lain pengemasan gula sabu yang siap untuk jadi barang souvenir bagi wisatawan. Artinya, lanjut Widya, pengemasan barang-barang hasil kreasi UMKM mereka harus lebih ringkas, ringan, dan bagus, khususnya tentang gula sabu.

Ia menekankan, kegiatan pemberdayaan pelaku UMKM dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua. Sehingga, mereka bisa lebih mandiri mengembangkan potensi-potensi usaha yang bisa dikembangkan.

"Mahasiswa KKN UGM hanya memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan potensi lokal yang selama ini belum dikembangkan masyarakat," ujar dosen Arkeologi FIB UGM sekaligus kepala Pusat Studi Wanita UGM tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement