Rabu 27 Jul 2022 22:44 WIB

PDIP Surabaya Ziarah ke Makam Pejuang Partai Peringati Kudatuli

Masih banyak kurban akibat tragedi Kudatuli yang belum ditemukan.

PDIP Surabaya Ziarah ke Makam Pejuang Partai Peringati Kudatuli (ilustrasi).
PDIP Surabaya Ziarah ke Makam Pejuang Partai Peringati Kudatuli (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya berziarah ke makam pejuang PDIP di TPU Keputih, Kota Pahlawan, Jatim, Rabu, untuk mengenang tragedi kerusuhan 27 Juli 1996 atau dikenal Kudatuli.

Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, pada peringatan Kudatuli kali ini, PDIP Surabaya menggelar serangkaian kegiatan yakni refleksi, doa bersama dan ziarah ke makam pejuang-pejuang PDIP di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih. "Peringatan berlangsung dua hari. Pertama, Selasa (26/7), para kader banteng menggelar refleksi dan doa bersama di Kantor DPC PDIP Surabaya," kata dia, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga

Kedua, katanya lagi, pengurus dan kader PDIP berziarah ke makam Sekjen DPP PDI Perjuangan 2005-2010, Ir Sutjipto, makam Ibu Sudjamik Sutjipto, dan makam LSoepomo, di TPU Keputih pada pada Rabu ini. Sejak Selasa (26/7) kemarin, para dai, ustadz dan kiai Bamusi (Baitul Muslimin Indonesia) yang merupakan organisasi di bawah PDI Perjuangan menggelar khotmil Quran di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.

"Sudah 26 tahun berlalu, tragedi kerusuhan 27 Juli 1996. Banyak pelajaran yang berharga, terutama tekad bulat untuk menegakkan kedaulatan partai dari intervensi luar. Kesetiaan total massa kepada kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Adi.

Hadir dalam kegiatan itu Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Whisnu Sakti Buana, serta Sekretaris DPC Kota Surabaya Baktiono beserta jajaran pengurus. Hadir pula pimpinan dan anggota Fraksi Perjuangan DPRD Kota Surabaya dan DPRD Jawa Timur, para aktivis PDI Promeg yang menjadi korban kekerasan 1996. Hadir pula PAC, ranting, anak ranting, kader, anggota, dan simpatisan PDI Perjuangan.

Demikian pula organ-organ sayap seperti Taruna Merah Putih, BKN, dan Repdem. "Peristiwa Kudatuli sekaligus membuktikan bahwa PDI Perjuangan lahir dan dibesarkan dari pengorbanan berbagai pihak: keringat, darah dan air mata, bahkan harta benda dan nyawa. Bukan sekadar partai politik yang didirikan dengan akta notaris," kata Adi yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya itu pula.

"Sehingga penting kiranya bagi para pelaku sejarah di masa lalu dan senior partai melakukan pewarisan sejarah terhadap generasi muda, kaum milenial, yang bergabung dengan PDI Perjuangan," ujar Adi.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Whisnu Sakti Buana berpesan agar peringatan peristiwa Kudatuli membuat kader-kader banteng selalu ingat sejarah. "Jangan sekali-kali melupakan sejarah! Kata Bung Karno, Jasmerah. Kita ingat terus pengorbanan dan perjuangan para pejuang partai," kata Whisnu.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengingatkan generasi penerus harus terus mengkhidmati perjuangan para pejuang-pejuang partai sebelumnya. "Masih banyak kurban akibat tragedi Kudatuli yang belum ditemukan, hilang, luka-luka, dan cacat. Bagi semua pejuang partai yang telah meninggal dunia, kita mendoakan agar mereka beristirahat dalam tenang dan damai. Mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa," kata Armuji.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement