Jumat 29 Jul 2022 17:06 WIB

Permintaan Yordania Kirim Alquran ke Al Aqsa Ditolak Israel

Pengiriman Alquran ke Al Aqsa oleh Yordania ditolak Pemerintah Israel.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
 Umat Muslim melakukan shalat Idul Adha di samping tempat suci Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu, 9 Juli 2022.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Umat Muslim melakukan shalat Idul Adha di samping tempat suci Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Sabtu, 9 Juli 2022.

IHRAM.CO.ID,  AMMAN -- Pengiriman Alquran ke Al Aqsa oleh Yordania ditolak Pemerintah Israel. Penolakan tersebut disampaikan Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pertemuan dengan raja Yordania yakni Raja Abdullah di Amman beberapa waktu lalu. 

Seperti dilansir alaraby pada Jumat (29/7/2022) dalam pertemuan tersebut Raja Abdullah meminta kepada Yair Lapid agar Yordania diizinkan mengirimkan Alquran ke Masjid Al Aqsa. Namun permintaan itu ditolak oleh Israel.

Baca Juga

Raja Abdullah sebelumnya telah mengajukan permintaan yang sama kepada pemimpin Israel sebelum Lapid yakni Naftali Bennet. Namun permintaan izin mengirimkan Alquran ke Al Aqsa itu juga ditolak.

Raja Abdullah telah secara konsisten membuat permintaan yang sama kepada pejabat Israel yang mengunjungi Amman, termasuk selama pertemuan dengan Presiden Israel Issac Herzog.

Yordania, yang keluarga Hashemite yang berkuasa memiliki hak asuh atas situs-situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, mengatakan bahwa sejak tahun 2000 Israel telah merusak otoritas kerajaan.

Amman juga menuduh Israel mengabaikan tradisi berabad-abad di mana non-Muslim tidak beribadah di kompleks masjid. Pada April, Yordania mengintensifkan upaya untuk mendorong Israel menghormati status quo bersejarah di masjid Al Aqsa di Yerusalem dan menghindari konfrontasi kekerasan yang dapat mengancam konflik yang lebih luas.

Israel telah membantah tuduhan oleh Yordania dan negara-negara Arab lainnya bahwa mereka mencoba melanggar batas situs suci Muslim di Kota Tua Yerusalem, yang didudukinya dalam Perang Arab-Israel 1967.

Ia juga mengatakan sedang memberlakukan larangan lama pada doa Yahudi di kompleks tersebut, meskipun ekstremis Yahudi secara teratur menyerbu pekarangan Al Aqsa dan melakukan ritual keagamaan yang provokatif di bawah perlindungan pasukan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement