Selasa 02 Aug 2022 19:53 WIB

Jumlah Desa Mandiri Energi di Jateng Bakal Bertambah Tahun 2022 Ini

Jawa Tengah telah menetapkan tekad untuk mewujudkan kedaulatan di bidang ekonomi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jumlah Desa Mandiri Energi di Jateng Bakal Bertambah Tahun 2022 Ini (ilustrasi).
Foto: Republika/Idealisa masyrafina
Jumlah Desa Mandiri Energi di Jateng Bakal Bertambah Tahun 2022 Ini (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Jumlah Desa mandiri energi di Jawa Tengah bakal terus bertambah di tahun 2022 ini. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyalurkan 113 unit digester biogas untuk berbagai daerah.

Kepala Dinas ESDM Provinsi JawaTengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, penyaluran digester biogas telah disalurkan Pemprov Jawa Tengah sejak tahun 2018. Total mencapai 157 unit, dan tersebar di seluruh daerah di JawaTengah.

Baca Juga

Dengan penambahan bantuan 133 unit digester biogas ini, maka Pemprov Jawa Tengah telah menyalurkan sebanyak 270 Digester Biogas yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. Ini menjadi program untuk mendukung kedaulatan energi dari tingkat desa.

"Jawa Tengah telah menetapkan suatu tekad untuk mewujudkan kedaulatan di bidang ekonomi dan bidang energi, air dan pangan. Untuk itu, bantuan Digester Biogas merupakan salah satu upaya program guna mendukung tujuan tersebut," jelasnya di Semarang, Selasa (2/8/2022).

Maka, lanjut Sujarwanto, tahun ini akan ada penambahan desa mandiri energi di Jawa Tengah. Artinya bagaimana desa itu membangkitkan energi, membakar energi dan menggunakan energi dari potensi yang dimiliki.

Salah satunya adalah potensi biogas yang dihasilkan dari limbah hewan. Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi pengganti gas fosil merupakan langkah bijak  pemanfaatan energi baru terbarukan dalam membangun kekuatan energi dari potensi sumber daya alam atau limbah.

"Baik itu limbah yang berasal dari kotoran ternak maupun limbah industri rumah tangga atau limbah dari industri yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, dibandingkan penyaluran bantuan digester biogas sebelumnya, penyaluran bantuan tahun ini secara kuantitas memang lebih sedikit. Namun pola yang dikembangkan --mulai tahun 2021-- ada  pemberdayaan peternak dan industri rumah tangga.

Sehingga sekarang sudah banyak masyarakat yang meminta, dengan pola padat karya. "Kita membantu dari aspek peralatan dan teknologi, sementara masyarakat yang bergotong- royong menyiapkan sarana pendukungnya.

Dengan adanya bantuan Digester Biogas, akhirnya masyarakat bisa mandiri di bidang energi, seperti di Desa Samirono, Kecamatan Getasan Hasilnya rumah tangga mulai menekan konsumsi gas LPG bagi kebutuhan hariannya.

Karena ternak yang menghasilkan daging dan susu, kotorannya sekarang bisa dianfaatkan lebih cepat dan bisa menghasilkan gas yang dapat dipakai untuk memasak dan tetap bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Artinya limbah ternak sekarang bisa diolah, tidak berbau, sungai bersih dan mampu menghasilkan energi. "Prinsipnya, mengatasi limbahnya dengan menhasilkan manfaat yang lebih baik untuk masyarakat,” tegasnya.

Ketua Paguyuban Peternak Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Widodo menyampaikan, desanya telah menerima bantuan Digester Biogas dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah tahun 2021.  

Bantuan berupa digester biogas  berkapasitas 20 meter kubik dan lima titik kompor tersebut kemudian dikembangkan jadi 15 titik, dengan cara membuat dan mengembangkan instalasinya.

Sehingga dari bantuan stimulan ini sekarang telah dimanfaatkan lebih banyak rumah tangga. Bahkan bantuan tersebut juga mampu menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan LPG bersubsidi.

Saat ini, sudah ada 15 rumah tangga dan dua UMKM produksi cilok dan peyek yang memanfaatkan sumber energi biogas ini. "Sehingga warga juga terbantu karena mampu menekan pengeluaran konsumsi LPG bersubsidi," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement