Jumat 05 Aug 2022 17:12 WIB

Bupati Harapkan Bandara Purbalingga Geliatkan Pariwisata

Adanya bandara ini diharapkan bisa membantu pariwisata terpadu.

Pesawat jenis ATR-72 milik Wings Air bersiap parkir saat uji coba operasional penerbangan komersil di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/8/2022). Mulai 5 Agustus 2022 Bandara Pondok Cabe (PCB) akan melayani penerbangan komersil atau penerbangan penumpang berjadwal yang akan dilayani oleh maskapai Wings Air dengan tujuan Purbalingga, Cepu Blora, Sumenep Madura, Lubuk Linggau, Ketapang Pontianak dan Krui Lampung.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pesawat jenis ATR-72 milik Wings Air bersiap parkir saat uji coba operasional penerbangan komersil di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (4/8/2022). Mulai 5 Agustus 2022 Bandara Pondok Cabe (PCB) akan melayani penerbangan komersil atau penerbangan penumpang berjadwal yang akan dilayani oleh maskapai Wings Air dengan tujuan Purbalingga, Cepu Blora, Sumenep Madura, Lubuk Linggau, Ketapang Pontianak dan Krui Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengharapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman yang kembali dibuka untuk melayani penerbangan komersial dapat menggeliatkan pariwisata serta perekonomian di daerah itu dan sekitarnya.

"Kita ketahui bahwa COVID-19 di Purbalingga sudah mulai melandai. Artinya, dengan keberadaan bandara ini, harapannya bisa menggeliatkan perekonomian," katanya di Bandara JB Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga

Bupati mengatakan hal itu usai penerbangan perdana Wings Air dengan rute Pondok Cabe-Purbalingga-Pondok Cabe yang menandai dibukanya kembali Bandara JB Soedirman akibat pandemi COVID-19 dan revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Menurut dia, pihaknya bersama Bupati Banyumas Achmad sudah mulai menggagas adanya pariwisata terpadu yang diharapkan tidak hanya menyasar masyarakat di Purbalingga, Banyumas, dan sekitarnya, juga masyarakat dari daerah lain termasuk Jakarta.

"Nah, adanya bandara ini diharapkan bisa membantu (pariwisata terpadu). Jadi, nanti semakin banyak wisatawan yang hadir di wilayah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen), tidak hanya dari Jawa Tengah saja, akan tetapi mungkin nanti dari provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia," kata dia yang akrab disapa Bupati Tiwi.

Terkait dengan upaya agar okupansi penumpang melalui Bandara JB Soedirman tetap tinggi, dia mengatakan yang pertama adalah sosialisasi secara masif dengan melibatkan para influencer. Sementara yang kedua, kata dia, membuat berbagai kegiatan dengan mengundang wisatawan dari Jakarta, Surabaya, dan daerah lainnya untuk datang ke Purbalingga.

"Kemudian yang ketiga, tentunya membentuk market kan butuh waktu, tidak langsung serta merta terbentuk. Jadi, kami pun di jajaran pemerintah menginstruksikan juga kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk bagaimana bareng-bareng mendukung keberadaan bandara ini," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah mengalokasikan anggaran perjalanan dinas ke Jakarta dengan menggunakan pesawat. Akan tetapi saat ditanya mengenai besaran alokasi anggarannya, dia enggan menyebutkannya.

"Itu tersebar di beberapa OPD. Yang pasti, masing-masing OPD sudah kami alokasikan anggarannya, kalau biasanya transportasi darat menggunakan mobil, ini kemarin kami tambahkan anggarannya untuk pesawat terbang," kata Bupati.

Salah seorang calon penumpang tujuan Pondok Cabe, Agus Nur Hadie mengaku bersyukur karena Bandara JB Soedirman telah dibuka kembali untuk penerbangan komersial, sehingga ada pilihan transportasi menuju Jakarta. "Kebetulan siang ini (5/8), saya ada rapat di Kementerian Perhubungan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas itu.

Ia mengharapkan penerbangan dari dan menuju Jakarta yang dilayani Bandara JB Soedirman ke depan tidak hanya satu kali dalam seminggu atau setiap hari Jumat, tetapi bisa ada tiap hari. "Minimal dua kali dalam seminggu," katanya.

Terkait dengan harga tiket tujuan Jakarta, dia mengatakan harganya masih terjangkau dan tidak berbeda jauh dengan kereta api kelas Luxury. Akan tetapi dari sisi waktu perjalanan, kata dia, pesawat relatif lebih cepat karena hanya 1 jam 10 menit, sedangkan kereta api mencapai 5 jam. "Harga tiketnya cuma Rp1.136.200," kata Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement