Kamis 11 Aug 2022 18:10 WIB

Meski Kemarau Basah, Bahaya Bancana Kebakaran Tetap Mengancam

SDM dan peralatan penanggulangan penting dipersiapkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Meski Kemarau Basah, Bahaya Bancana Kebakaran Tetap Mengancam (ilustrasi).
Foto: PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC)
Meski Kemarau Basah, Bahaya Bancana Kebakaran Tetap Mengancam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Selama puncak musim kemarau, masyarakatdi jawa Tengah diimbau untuk mewaspadai dan mengantisipasi bebagai potensi bencana kebakaran, baik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) maupun kebakaran di kawasan permukiman.

Kendati musim kemarau tahun ini tergolong kemarau basah, ancaman bencana kebakaran tetap mengancam. Terutama di berbagai daerah --yang pada saat siang hari-- cuaca cukup terik dan  kering.

Baca Juga

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursari mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meterologi Klimetologi dan Geofisika (BMKG) puncak kemarau di Jawa Tengah berlagsung Juli hingga September nanti.

Mestinya Jawa Tengah masuk musim kemarau, hanya saja sifatnya kemarau basah. Sehingga meski musim kemarau cenderung masih ada hujan di beberapa tempat, bahkan dengan intensitas tinggi.

 

“Contohnya, baru- baru ini di Kabupaten Cilacap masih sempat terjadi bencana banjir dan tanah longsor, walaupun dampaknya tidak terlalu besar,” jelasnya, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022).

Oleh karena itu, lanjutnya, BPBD Provinsi Jawa Tengah meminta kepada masyarakat untuk tepap waspada dan megantisipasi, walaupun musim kemarau basah tetapi masih ada hujan yang bisa berdampak pada banjir dan longsor.

Tidak hanya itu, masyarakat di Jawa Tengah juga diimbau untuk mewaspadai bencana kebakaran, yang trennya juga sudah mulai terasa. Sudah ada beberapa peristiwa kebakaran di beberapa kabupaten, pada pabrik, pemukiman maupun lahan.

Data BPBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 lalu, lanjut Bergas, ada sebanyak 237 kasus kebakaran di 20 kabupaten/ kota. Sementara pada tahun 2022 ini (Januari hingga Juli 2022) sudah ada 152 kejadian kebakaran di 25 kabupaten/ kota.

Sedangkan peristiwa kebakaran berkaitan dengan karhutla di Jawa tengah tahun 2021 tercatat ada 29 kejadian di 10 kabupaten. “Khusus untuk tahun 2022 ini, baru ada satu peristiwa karhutla di wilayah Jawa tengah, yakni kebakaran lahan tanaman tebu di kabupaten Kudus,” jelasnya.

Maka berkaitan dengan antisipasi terhadap terjadinya bencana kebakaran, BPBD Provinsi Jawa Tengah mengimbau kepada msyarakat harus memahami masa- masa di mana risiko terjadinya kebakaran cukup besar, seperti di musim kemarau seperti ini.

Hal- hal yang sifatnya dapat memicu terjadinya kebakaran perlu dipahami dan diantisipasi melalui kesiapsiagaan kekuatan kelompok, sumber daya manusia dan peralatan penanganan juga harus dipersiapkan engan baik.

“Karena kebakaran ini kata kuncinya adalah kecepatan. Semakin terlambat kita mengambil momentum penanganan kebakaran --baik karhutla maupun pemukiman—maka dampak yang ditimbulkan akan semakin besar,” tegasnya.

Oleh karena itu kesiapan SDM penanganan dan alat itu sangat penting. “Inilah pentingnya antisipasi dari masyarakat, walaupun musim kemarau basah, elemen masyarakat tidak boleh lengah terhadap risiko dan bahaya bencana kebakaran,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement