Senin 22 Aug 2022 19:19 WIB

Setengah Abad Ngruki Jadi Perjuangan Melawan Stigma

Selama lima puluh tahun Ngruki telah mengabdi di bidang pendidikan.

Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Santri Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki mengikuti upacara HUT Kemerdekaan ke-77 RI di ponpes setempat, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2022). Sebanyak 600 peserta dari santri dan alumni mengikuti upacara yang digelar pertama kalinya di pesantren Al Mukmin Ngruki tersebut.
Foto: ANTARA/Maulana Surya.
Santri Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki mengikuti upacara HUT Kemerdekaan ke-77 RI di ponpes setempat, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2022). Sebanyak 600 peserta dari santri dan alumni mengikuti upacara yang digelar pertama kalinya di pesantren Al Mukmin Ngruki tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,SUKOHARJO -- Pondok pesantren Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo menginjak usia ke 50 tahun. Di umur setengah abadnya, Ngruki bertujuan menghempaskan stigma negatif yang melabelinya selama ini.

Anas Kamaludin, ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Islam Al Mukmin (IKAPPIM) mengatakan bahwa selama ini pondok masih dilabeli dengan stigma negatif. Oleh karena itu, bertepatan dengan Muktamar ke 5, ia mengatakan akan membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar.

Baca Juga

“Memang selama ini stigmanya memang negatif dari banyak pihak terhadap kita, alumni, dan pondok pesantren. Muktamar besok membuktikan bahwasanya pondok ngruki ini harus lebih bisa terbuka kepada masyarakat. Kita menjelaskan kepada masyarakat ini lho alumni kita seperti ini,” terangnya, Sabtu (20/8/2022).

Anas mengatakan bahwa selama lima puluh tahun Ngruki telah mengabdi di bidang pendidikan. Hal tersebut juga menjadi bukti bahwa pondok membuktikan peran positifnya pada masyarakat.

“Buktinya, ada banyak alumni yang berperan di bidang masing-masing dari setiap sektor masyarakat. Mulai dari pengusaha, pegawai negeri, pemerintahan, guru. Bahkan ada yang punya pondok pesantren, itu banyak sekali yang berperan di sana,” ungkapnya.

Dalam rangka mengikis stigma negatif tersebut, Anas mengatakan bahwa pondok terbuka lebar untuk masyarakat umum. mereka dapat datang ke gedung IKP Ngruki untuk berdiskusi langsung.

“Oleh karena itu stigma ini harus kita buktikan bahwasanya kita tidak seperti itu. Itu hanya stigma yang dibesar-besarkan dan dikait-kaitkan. Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat kalau mau datang ke pondok silahkan datang ke gedung IKP. Bisa ketemu, kita sampaikan kita jelaskan apa adanya,” terangnya.

Sementara itu, dalam reuni akbar hari ini yang masih masuk dalam rangka muktamar Ngruki dihadiri 4000 an alumni. Baik dari angkatan pertama hingga angkatan terakhir.

“Hari ini reuni dihadiri 3000-4000 an alumni dari total 16 ribu alumni yang telah dihasilkan oleh Ngruki. Setidaknya ada 45 angkatan total dan hari ini setiap perwakilan dari alumni setiap angkatan hadir di sini,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement