Selasa 23 Aug 2022 18:06 WIB

Ini Pesan Gubernur kepada Panitia Penyelenggara DCF 2022

Agenda pesta budaya ini diharapkan akan mampu menyedot ribuan wisatawan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Prosesi pemotongan rambut anak gimbal di acara budaya Dieng Culture Festival (DCF). ilustrasi
Foto: ist/sendy
Prosesi pemotongan rambut anak gimbal di acara budaya Dieng Culture Festival (DCF). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hajat Dieng Culture Festival (DCF) 2022 yang kembali bakal digelar offline  2 – 4 September 2022. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pun meminta panitia DCF 2022 memersiapkan dengan maksimal seluruh kepentingan acara.

“Mulai dari kenyamanan, kebersihan, akomodasi, hingga dampak lalu lintas yang diakibatkan, saya minta dikelola dengan baik,” ungkap Ganjar Pranowo usai menerima panitia DCF 2022, di ruang kerja gubernur, di Semarang, Selasa (23/8/2022).   

Gubernur ingin manajemen transportasi, lalu lintas, akomodasi, dan konsumsinya harus betul-betul disiapkan. Termasuk di dalamnya soal keamanan serta penanganan sampah dari penyelenggaraan DCF 2022 nanti.

“Dengan begitu, penyelenggaraan DCF juga akan semakin bagus dan daya tariknya bisa menjadi magnet kunjungan wisatawan lebih banyak lagi ke Dieng dan Jateng, ” tambah dia.

Sementara itu, Ketua Panitia DCF 2022, Alif Fauzi menyampaikan, penyelenggaraan kali ini  diharapkan menjadi momentum kebangkitan kembali geliat parwisata di Dataran Tinggi Dieng, setelah dua tahun pandemi.

Mengusung tema Return of the Light,  DCS yang menjadi agenda pesta budaya tahunan ini diharapkan akan mampu menyedot ribuan wisatawan ke salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Jateng.

“Tema DCF pada kali ini adalah representasi dari harapan dan semangat industri wisata di kawasan Dieng pasca pandemi,” ungkapnya.

Tema ini, lanjut Alif, juga merepresentasikan kembalinya cahaya tradisi yang dua tahun terakhir sempat tertunda. Maka penyelenggaraan DCF tahun ini digelar dengan semangat bisa terus berlanjut dan semakin inovatif.

Inovasi pada gelaran DCF dimulai dengan perubahan susunan acara. Salah satunya tradisi ruwatan anak gembel atau anak berambut gimbal, yang prosesinya akan digelar pada hari kedua.

Prosesi ini juga akan diikuti peserta ruwatan yang paling banyak, mencapai 15 anak. “Mereka tidak hanya anak-anak dari lingkungan Dieng, namun juga dari daerah lain, termasuk peserta ruwatan dari Jakarta,” jelas dia.

Selain itu, pada hari pertama juga mengalami perubahan, khususnya pelepasan lampion. Tujuannya agar pada malam puncak DCF 2022 tidak terkonsentrasi pada hari terakhir kegiatan.

Dengan perubahan ini diharapkan akan semakin meningkatkan kualitas hajat DCF. “Kegiatan DCF kali ini juga akan menampilkan kirab budaya yang terinspirasi dari karnival budaya di daerah lain,” katanya.

Alif Fauzi menambahkan, untuk informasi lengkap seputar penyelenggaraan DCF 2022 dapat diakses oleh masyarakat luas melalui laman festivaldieng.id.

“Panitia juga terus memperbarui informasi seputar pelaksanaan dan penyelenggaraan DCF 2022 melalui akun media sosial Instagram @festivaldieng2022,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement