Kamis 25 Aug 2022 21:52 WIB

Bapanas: Infrastruktur Rantai Dingin Diperlukan

Rantai dingin sekarang sangat diperlukan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Bapanas: Infrastruktur Rantai Dingin Diperlukan (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Bapanas: Infrastruktur Rantai Dingin Diperlukan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Badan Pangan Nasional mendorong penyiapan ifrastruktur cold chain system (sistem rantai dingin) melalui sinergi ekosistem pangan. Rantai dingin dipandang penting dalam upaya menjaga kesehatan serta masa simpan bahan pangan, khususnya bahan pangan daging.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, rantai dingin sekarang sangat diperlukan. Salah satu kerja Badan Pangan Nasional nanti adalah menyiapkan infrastruktur rantai dingin bagi distribusi bahan pangan.

Baca Juga

Di luar negeri, jelasnya, rantai dingin sudah banyak dipakai dalam mendukung distribusi bahan pangan. Di Indonesia, ayam/ hewan ternak dipotong sekarang lalu dagingnya masih dibiarkan terbuka pasar yang potensi bakterinya berkembang cukup tinggi.

“Ini akan beda dengan daging potong yang lagsung masuk freezer box dan kemudian didistribusikan dalam rantai dingin dan baru dithawing tau defrost saat akan diolah,” jelasnya dalam Rembug Perunggasan Nasional, “Mensinergikan Semua Lini Perunggasan dari Hulu sampai Hilir, di The Wujil Resort & Convention, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (25/8/2022).

Mestinya, kata Arief, ayam setelah dipotong dari pemotongan –dagingnya—langsung dibekukan dan disimpan. Sehingga nantinya didistribusikan ke mana- mana.

Maka, hari ini infrastruktur rantai dingin sudah harus disiapkan, termasuk juga untuk beberapa hortikultur. Apa saja yang perlu dibawa dan didistribusikan dalam suhu minus 20 derajat Celcius digunakan rantai dingin.

Demikian bahan pangan lainnya yang perlu di-Chilling atau disimpan dalam suhu 1 – 5 derajat Celcius. “Maka salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mendorong infrastruktur rantai dingin,” tegasnya.

Arief juga menjelaskan, di pasar- pasar di luar negeri seperti Singapura, sudah memanfaatkan  freezer box. Di Jakarta beberapa pasar juga sudah menggunakan, termasuk juga penggunaan cutting board Sebagai pendukungnya.

“Secara bertahap ini akan disiapkan oleh Badan Pangan Nasional, tentunya dengan bersinergi bersama stakeholder hulu sampai dengan hilir, misalnya seperti teman- teman di Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), ikatan pedagang pasar dan lainnya,” tegas Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement