Jumat 09 Sep 2022 12:08 WIB

Kota Sibolga Wacanakan Umroh Menggunakan Kapal Laut

Umroh menggunakan kapal laut diwacakan Pemkot Sibolga.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Kota Sibolga Wacanakan Umroh Menggunakan Kapal Laut. Foto: Terminal Penumpang di Pelabuhan Sibolga
Foto: Pelindo I
Kota Sibolga Wacanakan Umroh Menggunakan Kapal Laut. Foto: Terminal Penumpang di Pelabuhan Sibolga

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Umroh menggunakan kapal laut dinilai masih sangat memungkinkan. Kemungkinan ini setelah, semua pihak terkait, khususnya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan mendukung rencana Mewujudkan Visi Maritim Berbasis Religi Umrah Dengan Kapal Laut Dari Pelabuhan Kota Sibolga.

Rencana ini dibahas dalam seminar Nasional Kemaritiman oleh Pemerintah Kota Sibolga, Sumatera Utara, didukung Indonesian Maritime Pilots Assocciation yang digelar secara Hybrid.

Baca Juga

Ketua Umum MUI Sumatra Utara Dr H. Maratua Simanjuntak mengatakan, banyak manfaat yang akan didapat oleh jamaah umroh atau haji jika berangkat menggunakan kapal laut. Selain hemat biaya, karena ongkos menggunakan kapal udara lebih mahal, jamaah yang menggunakan kapal laut akan lebih efektif untuk mengkhususkan diri beribadah meninggalkan segala kesibukan dunia selama perjalanan ibadah menggunkana kapal laut.

“Karena dapat diisi dengan kegiatan ibadah, belajar agama dan manasik umroh yang meliputi rukun, sunnah umroh dan dari mana jamaah memulai niatnya sebagai bekal ilmu jamaah tanah suci,” kata Maratua saat menjadi pemateri dalam seminar Mewujudkan Visi Maritim Berbasis Religi Umrah Dengan Kapal Laut Dari Pelabuhan Kota Sibolga, Kamis (8/9/2022).

Menurutnya, para peserta umroh dengan kapal laut akan diajak beribadah dan berlatih di dalam ‘Pesantren Kapal” di bawah bimbing para ustadz dan Mursyid dari travel umroh. Di Pesantren Kapal itu, jamaah bisa selalu melakukan sholat lima waktu berjamaah, sholat dhuha sebanyak delapan rakaat, tahajud di akhir malam dan salat sunnah, serta diajarkan cara berzikir sebagai penenang jiwa.

“Banyak ilmu dan ibadah yang dapat diterapkan selama di atas kapal laut selama dalam perjalanan pergi dan pulang,” katanya.

Di atas kapal laut jamaah bisa mengikuti tausiyah dari pembawa umroh dan haji. Para ustadz bisa memberikan pendampingan tentang fardhu ain, fardhu kifayah, tauhid, akhlak, faraidh, tasawuf serta ekonomi Islam. Dan kata dia, yang tidak kalah pentingnya termasuk masalah ukhuwah atau persaudaraan Islam.

“Program semacam pesantren kilat juga baik pada saat pergi maupun saat kembali, sehingga memperoleh umroh yang mabruroh,” katanya.

Menurutnya, kapal laut akan menjadi alternatif transportasi pelaksanaan umroh. Jika dilihat dari sisi kapasitas, menggunakan kapal laut jauh lebih banyak mengangkut jamaah umroh, yakni hingga 2000 orang untuk satu kali perjalanan atau serta dengan setara dengan 5 hingga 6 kloter penerbangan pesawat. Selain itu, daya pacu kapal buatan tahun 2000 an, seperti jenis KM Labobar yang sekarang jauh lebih cepat dibandingkan kapal-kapal laut sebelumnya.

“Kecepetan kapal bisa mencapai rata-rata 22 knot. Artinya apabila kapal diberangkatkan dari pelabuhan Belawan Medan menuju Jeddah, hanya memakan waktu tujuh hari perjalanan atau sekitar delapan hari bila dilakukan melalui Pelabuhan Sibolga,” katanya.

Maratua memastikan jika program ini terwujud akan memajukan perekonomian di Kota Sibolga. Untuk itu dia berharap Umroh melalui Pelabuhan ini bisa segera terealisasi. Dan apabila wacana ini terwujud akan dapat menjalin kerjasama baik dengan intansi vertikal, perbankan maupun pihak lain dan perekonomian di Kota Sibolga akan tumbuh pesat.

“Agar pelaksanaan ibadah umroh dapat berjalan dengan lebih sempurna, maka saya menyaranankan sebaiknya setiap keberangkatan umroh kapal laut, penyelenggara mengikutsertakan tim pembimbing ibadah, para dokter, paramedis dan ahli fiqih,” katanya.

Sementara itu, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Nur Arifin mengatakan, rencana ini bisa menjadi alternatif bagi jamaah yang berangkat dari Sumatra Utara. Sumatra Utara, khususnya Kota Sibolga memiliki jumlah jamaah umroh cukup besar.

Untuk itu, dia menyarankan, apapun kendaraannya yang akan digunakan, jamaah harus memastikan lima pasti umroh. Pertama pastikan izin, jadwal, penerbangan, hotel dan visa.

“Sekitar Sibolga ada kekuatan jamaah umroh. Ini luar biasa, nilat mulia memfasilitasi orang ibadah semoga dapat kemudahan dari Tuhan Allah SWT, sehingga Sibolga menjadi layanan embarkasi umroh,” katanya.

Dihubungi terpisah, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Prof Hilman Latief mengatakan, agenda Umroh dengan kapal luat dari Pelabuhan Sibolga sangat menarik jika jadi diwujudkan. Hal ini bisa menjadi alternatif baru perjalanan umroh atau haji menggunakan laut.

“Gagasan dari Walikota Sibolga ini sangat menarik, dan bila terlaksana dengan lancar, dapat menjadi model tambahan untuk penyelenggaraan haji. Ada visi kemaritiman yang kuat dalam agenda ini,” katanya.

Di forum yang sama Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Dr.dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, secara teknis Kemenkes siap memfasilitasi wacana ini, khususnya menyediakan tempat karantina sesuai ketentuan perundang-undangan. Namun, kewenangan penetapan Sibolga sebagai pelabuhan internasional dan pintu masuk keluar umroh dan haji, ada di Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, maupun satgas penanganan Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement