Senin 12 Sep 2022 18:12 WIB

Rektor UNS Nilai Kebijakan Baru Kemenristek Dikti Lebih Transparan dan Akuntabel

Proses seleksi mandiri lebih transparan dan akuntabel.

Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rektor UNS Nilai Kebijakan Baru Kemenristek Dikti Lebih Transparan dan Akuntabel (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Rektor UNS Nilai Kebijakan Baru Kemenristek Dikti Lebih Transparan dan Akuntabel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -– Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho menanggapi perubahan aturan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Menurut Jamal, aturan tersebut lebih transparan dan akuntabel.

Dengan melibatkan masyarakat membuat proses seleksi mandiri lebih transparan dan akuntabel. Berbeda dengan sebelumnya dimana tidak ada ada transparansi, khususnya pada jalur penerimaan mandiri.

Baca Juga

"Ada tambahan transparansi dan akuntabilitas serta ada masyarakat yang ikut dalam prosesnya dalam jalur mandiri itu," kata Jamal ketika dihubungi, Senin (12/9/2022).

Meski kebijakan akan mulai diberlakukan tahun 2023 alias tahun ajaran baru, Jamal menilai bahwa tidak mempermasalahkannya. Ia menilai kebijakan tersebut juga tidak terlalu mepet untuk diterapkan.

"Kami siap saja menerima kebijakan tersebut," katanya.

Jamal mengatakan bahwa dulu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang menyelenggarakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Oleh karena itu, Jamal menyarankan agar ada kerja sama antara BP3 dan LTMPT.

"Kedepan yang menyelenggarakan BP3 jadi Kami mengusulkan organ balai yg dari LTMPT bisa digunakan agar penerimaan UTBK bisa berjalan tanpa banyak masalah," terangnya.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan transformasi baru pada seleksi masuk PTN melalui Merdeka Belajar episode 22. Khususnya pada seleksi nasional berdasarkan prestasi yang sebelumnya memisahkan calon mahasiswa berdasarkan jurusan pada pendidikan menengah. 

Dampaknya, peserta didik tidak punya kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi kelasnya lebih lanjut. Kemudian hanya mata pelajaran tertentu yang dipertimbangkan dalam seleksi. Ini berdampak pada mata pelajaran lain menjadi dianggap tidak terlalu penting dan fokus belajar tidak menyeluruh. 

Ke depan, seleksi akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas kesuksesan pembelajaran yang menyeluruh di pendidikan menengah. Hal itu dilakukan melalui pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran. Dengan pemberian bobot yang tinggi ini, diharapkan peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran secara holistik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement