Senin 12 Sep 2022 22:18 WIB

Lima Rumah Terdampak Pergerakan Tanah di Perum Bukit Permai Keji

Sebanyak lima bangunan rumah di kompleks ini dilaporkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Lima Rumah Terdampak Pergerakan Tanah di Perum Bukit Permai Keji (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Lima Rumah Terdampak Pergerakan Tanah di Perum Bukit Permai Keji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Hujan deras yang mengguyur wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan longsor dan pergerakan tanah terjadi di beberapa titik.

Di kompleks Perumahan Bukit Permai Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, pergerakan tanah dilaporkan mengakibatkan Jalan sepanjang 30 meter lebar 6 meter di Blok D dan C rusak parah akibat amblas.

Baca Juga

Tak hanya infrastruktur jalan, sebanyak lima bangunan rumah di kompleks ini dilaporkan juga mengalami kerusakan ringan hingga berat akibat dampak terjadinya pergerakan tanah tersebut.

Kasi Kedaruratan dan LogistiK BPBD Kabupaten Semarang, Riyadhi mengatakan, hasil assesment di lokasi terungkap, pergerakan tanah ini terjadi pada Ahad (10/9) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Peristiwa ini mengakibatkan Jalan di komplek perumahan  Blok D dan C sepanjang 30 meter dan lebar 6 meter amblas. Adapun kerusakan Bangunan Rumah sebanyak lima unit rumah.

Rinciannya, tiga unit rumah mengalami kerusakan parah pada Dinding bangunan dan lantai  amblas. Masing- masing rumah milik Murjito (Blok C6), rumah milik Eko Puji Santoso (Blok C7) dan rumah milik Sartib (Blok D16).

Sedangkan dua unit rumah yang mengalami kerusakan sedang berhpa kerusakan pada pondasi bagian depan menggantung. Sedangkan bangunan retak- retak antara lain milik Galang (Blok D14) dan sebuah rumah di Blok D13.

Hasil analisa lapangan, masih jelas Riyadhi, lokasi perumahan ini berada di pinggir/ berbatasan dengan tebing dan merupakan tanah urug sehingga kepadatan tanah belum cukup.

"Peristiwa amblasnya tanah ini diakibatkan karena curah hujan tinggi dan air tidak dapat diserap oleh tanah (saluran buangan air hujan yang tersedia masih kurang)," jelasnya. 

Agar kondisi ini tidak membahayakan, maka BPBD Kabupaten Semarang menyarankan agar bangunan terdampak dan di sekitar jalur retakan tersebut tidak dihuni terlebih dahulu.

BPBD juga mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi adanya longsor susulan, mengingat kondisi tanah belum sepenuhnya stabil.

"BPBD Kabupaten Semarang juga mengimbau agar dilakukan patroli lingkungan kususnya pada saat malam hari atau pada saat turun hujan," tandas Riyadhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement