Rabu 12 Oct 2022 19:05 WIB

Tingkatkan Efisiensi Bisnis UMKM, Pemkot Solo Gandeng ESB

Potensi UMKM Solo termasuk besar.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Perwakilan PT ESB menjelaskan efisiensi bisnis melalui melek teknologi di media gathering di Grandis Barn.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Perwakilan PT ESB menjelaskan efisiensi bisnis melalui melek teknologi di media gathering di Grandis Barn.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Setelah pandemi Covid-19 mulai melandai, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, mencanangkan pentingnya infrastruktur bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari sisi digital. Khususnya untuk mencapai efisiensi bisnis berbasis teknologi.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Dinas Koperasi UKM Perindustrian Solo, Rini Indriyani mengatakan, saat ini di Kota Solo ada ribuan UMKM. Sekitar 2,000 di antaranya adalah UMKM bidang kuliner.

"Untuk kemajuan UMKM Solo kalau yang namanya infrastruktur digital tidak mungkin pemkot fasilitasi secara mandiri, tentunya adanya PT Esensi Solusi Buana (ESB) ini sebagai alternatif, mengingat total ada 3,600 an UMKM yang ada di Solo," kata Rini.

Rini menjelaskan banyak pelaku UMKM di Kota Solo masih terkendala perihal pembukuan atau efisiensi. Oleh karena itu, jika ada platform yang bisa menjembatani hal tersebut, pihaknya akan mendukung.

"Untuk berkembang kita perlu kolaborasi dengan banyak stakeholder. Itu tidak hanya yang terbatas dengan ESB saja namun dengan bisnis lain (pengembang bidang digital) tidak hanya itu. Kan akan banyak platform juga yang akan membantu (bekerja sama dengan) kami," terangnya.

Sementara itu, pihak ESB menghadirkan teknologi software yang terintegrasi khusus untuk operasional bisnis food and beverage berfokus pada UMKM. Software tersebut pada akhirnya akan membantu dalam efisiensi pembukuan.

"Berangkat di 2015 di mana dilema para pengusaha kuliner karena tidak mudah dalam mengelola bisnisnya. Saya lantas berpikir untuk mencari solusi bagi para pelaku UMKM kuliner agar bisa menekan cost operasional. Sehingga mendapat keuntungan melalui efisien dengan software. Jadi dari hulu ke hilir semua termonitor," kata Bobby Hadiwijaya, VP of Business Development, PT ESB.

Selain membantu dalam tata kelola, ESB juga sekaligus mengedukasi agar para pelaku UMKM melek bisnis digitalisasi. Tentunya dengan proses pendampingan, seperti 'Curhat UMKM' yang mewadahi keluhan-keluhan untuk membantu tata kelola ketika menggunakan software ESB.

"Kami juga ingin berpartisipasi mendukung UMKM kuliner agar bangkit lebih kuat lagi setelah pandemi. Kami melakukan beberapa inisiatif dengan memanfaatkan digitalisasi serta memberikan pelayanan yang berkualitas. Mulai dari Post hingga ERT (HPP dan management stok), kami tidak datang dan tinggal ya ketika siap baru dilepas," terangnya.

 

Selain itu, pihaknya juga sedang menyasar UMKM ultra mikro, mikro, dan menengah. Misalnya, apabila ultra mikro tersebut diberikan pendampingan yang tepat dan melek teknologi perkembangannya akan sangat pesat. Meski begitu untuk kelas ultra mikro di Kota Solo masih memerlukan waktu untuk penyesuaian, walaupun potensi UMKM Solo juga termasuk besar.

"Jangan sampai teknologi itu jadi momok makanya kita ajak, kita dampingi. Paling tidak yang mikro apabila sudah melek teknologi akselerasi mereka akan naik lebih cepat jika didampingi dengan treatment yang tepat, apalagi Solo mempunyai potensi yang besar sekali," terangnya.

Oleh karena itu, dengan menghadirkan konsep Smart Food Court, ESB mengajak UMKM di Solo dalam mewujudkan digitalisasi. Yakni dalam kegiatan Indo Smart City 2022 yang berlangsung di Solo Technopark, 12-14 Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement