Jumat 21 Oct 2022 19:21 WIB

Nusaplant: Petani Perlu Budidayakan Tanaman Secara Benar

Dengan edukasi Nusaplant, para petani diharapkan bisa melakukan budidaya mandiri.

Salah satu jenis varietas tanaman lokal yang dikembangkan oleh para petani Nusaplant.
Foto: dokpri
Salah satu jenis varietas tanaman lokal yang dikembangkan oleh para petani Nusaplant.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Nusaplant baru-baru ini diluncurkan di Yogyakarta. Perusahaan ekspor tanaman tersebut memiliki visi menjaga lingkungan sekitar khususnya keanekaragaman hayati (biodiversity) di Indonesia.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Nusaplant, Aditya Budi Kusuma, sangat penting untuk melakukan edukasi kepada para petani agar bisa membudidayakan tanamannya. Apalagi Indonesia memiliki tanaman lokal yang melimpah. Tetapi banyak sekali yang belum teridentifikasi dan masih minim informasi.

"Kami bertujuan memberikan edukasi para petani lokal untuk membudidaya dengan cara yang benar sehingga tanaman-tanaman tersebut tidak punah," kata Budi, Jumat (21/10/2022).

Dengan edukasi yang dilakukan Nusaplant, para petani tersebut diharapkan bisa melakukan budidaya secara mandiri. "Jika budidaya terus dilakukan maka biodiversity Indonesia bisa terjaga," kata Budi menambahkan.

Selama ini, Indonesia terkenal atas kekayaan keanekaragaman hayatinya. Namun, ironisnya Indonesia hanya menyumbang ekspor tanaman sebesar 0,1 persen saja. "Bahkan dari ekspor tersebut kebanyakan adalah tanaman yang berasal dari luar negeri. Ini tentu ironis," kata Chief Marketing Officer Nusaplant, Muhammad Tanjung Prasetyo.

Selain memiliki visi berorientasi penyelamatan lingkungan, Nusaplant juga ingin meningkatkan kualitas hidup para petani lokal. Selama ini pihaknya melihat para petani kesulitan menjual tanaman mereka ke luar negeri. "Padahal saat ini banyak yang fokus pada tanaman lokal. Kami ingin berusaha meningkatkan permintaan pasar mereka," ujar Tanjung.

Saat ini, Nusaplant sudah memiliki kelompok petani yang memfokuskan diri pada budidaya tanaman. Mereka terdiri dari puluhan petani dari Sumatera hingga Papua.

"Kami data dan juga edukasi mereka. Agar tanaman mereka bisa diekspor, juga supaya mereka bisa mendaftarkan tanamannya," kata Budi.

Budi mengungkapkan, para petani di Indonesia banyak yang belum menyadari bahwa sebuah tanaman itu perlu memiliki identitas. Terkait hal ini, Nusaplant telah menjalin kerja sama dengan universitas beserta para penelitinya untuk membantu mereka mengidentifikasi dan meneliti tanaman-tanaman tersebut.

"Kami telah disokong universitas seperti UNY dan UGM. Selain itu kami juga telah bekerja sama dengan sejumlah peneliti tanaman," kata Budi.

Diharapkan, melalui kerja sama tersebut benih-benih tanaman yang akan diekspor Nusaplant tetap terjaga kualitasnya. Budi mengungkapkan pihaknya pun menjalankan quality control secara ketat meliputi pemilihan indukan, perawatan hingga tanaman tersebut bisa dibudidaya secara generatif, perawatan secara terbuka di green house, hingga memastikan tanaman yang dikirim nanti siap untuk diaklimatisasi di belahan dunia mana pun.

Sejumlah varietas tanaman lokal yang dikembangkan oleh para petani Nusaplant saat ini kurang lebih terdapat 350-500 varian. Tanaman tersebut di antaranya Happaline Appendiculata, Abelmoschus Sp Cendrawasih Piper Sp Papua, Cyrtosperma Hambalii, Pterisanthes Sp Kalimantan, Leea zepeliana, Scindapsus tricolor, Emblemantha Urnulata, dan Barringtonia Papuana.

"Yang berhasil dibudidaya secara generatif (biji) kurang lebih baru 10 persen. Sisanya masih secara vegetatif melalui stek batang, pisah anakan, dan lain-lain," ujar Budi.

Chief Operational Officer Nusaplant, Yunita Catur Prastiwi, mengatakan standar quality control yang ketat tersebut diterapkan agar tanaman-tanaman tersebut memiliki standar kualitas ekspor yang tinggi.

Rencananya, bulan depan Nusaplant akan mulai mengekspor tanamannya ke luar negeri. "Target di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jepang, Thailand, dan Singapura," ujar Yunita.

Nusaplant di antaranya sudah diperkuat oleh sejumlah ahli di bidangnya di antaranya Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, ahli kultur jaringan dari FMIPA UNY, Paramita Cahyaningrum Kuswandi, dan ahli tanaman native sekaligus influencer, Agung Prasetyo. Untuk informasi lebih lanjut, calon pembeli bisa langsung mengecek ke situs resmi Nusaplant di www.nusaplant.com.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement