REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim lembaga DPR Fakultas Hukum (FH) Unissula divisi peradilan semu menjuarai National Moot Court Competition (NMCC) 2022, yang digelar di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Mereka mengungguli tim UPN Jakarta sebagai juara II dan tim UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai juara III.
Tim yang beranggotakan Abdur Rokhim, Adella Fania, Apitta Fitria Rahmawati, Fina Nailul Muna, Inne Rachma Meiutia, Nadya Silvia Pramudita, Putra Muhammad, Dwiki Adama, Putri Adiela, Putri Chindy Prastiwi, Revia Riyana A, Ridwan Maula Rizaki, Robi Rahmadi, Tata Pradita Puspitasari, Wulan Safitri, Zulfikar Fawwas Fauzan, Inu Wahid, Muhaimin Ihsan Tsani, dan Moh Galih Raka Siwi ini sukses memborong 10 piala.
Masing-masing piala bergilir, piala juara I, dan piala nominasi terbaik. Khusus piala nominasi terbaik yang berhasil dibawa pulang tim lembaga DPR FH Unissula terdiri atas piala nominasi berkas terbaik, majelis hakim terbaik, jaksa terbaik, penasihat hukum terbaik, saksi, dan saksi ahli terbaik, serta piala nominasi panitera terbaik. Selain piala mereka juga mendapat uang pembinaan sebesar Rp 9 juta.
Dekan Fakultas Hukum Unissula, Dr Bambang Tri Bawonomengatakan, NMCC merupakan kompetisi simulasi persidangan yang sesuai dengan hukum acara pidana dan disertai dengan pembuatan berkas perkara yang nantinya akan digunakan dalam simulasi persidangan.
Segenap civita FH Unissula mengapresiasi prestasi yang diukir dalam NMCC 2022 ini. Menurut dia, capaian tim lembaga DPR FH Unissula sangat luar biasa setelah keluar sebagai juara umum dengan mengoleksi 10 piala.
Prestasi ini sekaligus menjadi bukti pendidikan dan pendampingan yang berkualitas kepada mahasiswa FH Unissula mampu menghasilkan output yang menjanjikan. “Terbukti bisa menghasilkan mahasiswa yang kompetitif dan meneruskan tradisi juara di level nasional,” jelasnya di Semarang, Senin (7/11/2022).
Dosen pembimbing yang juga Wakil Dekan I FH Unissula, Dr Widayati menambahkan, kompetisi NMCC 2022 di UAD tersebut merupakan satu dari tiga kompetisi simulasi peradilan terbaik di tingkat nasional.
Semua peserta tidak menampilkan identitas asal universitas saat berkompetisi, sehingga para juri juga tidak mengetahui dari perguruan tinggi mana para peserta berasal. “Sehingga ini betul- betul menjaga independensi dari juri,” katanya.
Terlebih juri berasal dari Kehakiman, Kejaksaan, dan kepolisian yang memiliki kapasistas dan berpengalaman. “Inilah yang menjadi salah satu alasan kkompetisi NMCC ini memiliki kelas dan kredibilitas,” jelasnya.
Mewakili tim FH Unissula, ketua delegasi lomba, Abdur Rokhim menyampaikan, untuk sampai juara ada banyak proses yang harus dilalui tim lembaga DPR FH Unissula.
Dimulai tahap penyisihan, tim lantas melakukan pemberkasan mulai penyidikan di tingkat kepolisian. “Untuk ini kami melakukan riset ke Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, di tingkat penuntutan tim juga melakukan riset ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng. Kemudian sampai berkas ke pengadilan/persidangan dibimbing langsung oleh hakim.
Menurutnya, NMCCmerupakan kompetisi yang menuntut kesabaran, kecermatan, dan kesiapan dalam mengikuti proses yang panjang dan memakan waktu hampir enam bulan. Setelah lolos ke tahap final, tim melakukan simulasi persidangan dan hal ini membutuhkan waktu persiapan hingga tiga bulan.
“Sehingga total hampir sembilan bulan persiapan dan alhamdulillah hasil perjuangan yang panjang ini membuahkan hasil dan juara 1 serta menyapu bersih semua nominasi terbaik dan berkas terbaik,” tambahnya.
Atas capaian ini, masih lanjut Rokhim, tim sangat bersyukur. “Tak lupa, kami juga menyampaaikan ucapan terima kasih Ditreskrimsus Polda Jateng, Kejati Jateng, serta pihak lain yang telah memberikan bimbingan kepada tim FH Unissula,” tegas dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
