Kamis 24 Nov 2022 21:55 WIB

Masjid Bibi Heybat, Menyatu Harmonis dengan Indah Kota Baku

Tak hanya indah, masjid ini pun unik.

Masjid Bibi Heybat
Foto: http://klcbs.net/
Masjid Bibi Heybat

IHRAM.CO.ID, Tepian Laut Kaspia di Pantai Baku, Azerbaijan menjadi saksi bisu masuknya Islam ke negeri ini. Beratus tahun silam, tepatnya pada 1264, Okuma Kanim (adik dari Imam Ali Ibn Musa pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid di Baghdad) membangun sebuah masjid kecil di atas sebuah bukit berbatu di bibir pantai ini. Kini, masjid itu masih berdiri, bahkan tampil lebih megah.

Okuma Kanim hijrah ke Azerbaijan dari tempat pelariannya di Khorasan, Iran. Setelah berselisih pendapat dengan Harun ar Rasyid, Okuma dan kakaknya, Ali, meninggalkan Baghdad dan menetap di Khorasan.

Baca Juga

Sepeninggal Ali, Okuma melanglang ke Azerbaijan. Agar tak menarik perhatian masyarakat sekitar, Okuma memutuskan tinggal di sebuah desa bernama Shikhov di tepi Laut Kaspia yang berbatu. Ia hidup sebagai orang suci yang hidup hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Untuk beribadah, ia membangun masjid kecil yang diberi nama sama seperti nama pengikut setianya, Heybat. Namun, di Azerbaijan, tak lazim memberi nama sebuah bangunan dengan nama depan perempuan. Maka, nama masjid itu ditambah dengan kata “bibi” yang artinya sama dengan arti kata “bibi” dalam bahasa Indonesia. Dengan begitu, nama lengkapnya menjadi Masjid Bibi Heybat.

Beberapa tahun kemudian, saat Okuma wafat, jasadnya dimakamkan di masjid ini. Tak hanya dia, masjid ini pun menjadi tempat per istirahatan terakhir sang pengikut setia, Heybat. Ia dimakamkan persis di samping makam Okuma.

Awalnya, bangunan masjid ini sangat kecil, namun indah. Seperti digambarkan dalam laman www.azer.com, masjid ini menjadi salah satu pemandangan indah di Baku.

Tempat ibadah ini menyatu secara harmonis dengan lingkungan sekitar yang dikelilingi bukit ber batu dan laut. Tak hanya indah, masjid ini pun unik. Dilihat dari berbagai sudut, bangunan ini me nampilkan bentuk berbeda-beda. Hal ini bisa dilihat dari dokumentasi foto-foto atau lukisan yang ada.

Pada rentang usianya yang panjang, masjid bersejarah inipun pernah mengalami beragam pe ristiwa. Salah satunya yang kelam, yaitu ketika rezim Stalin yang berkuasa di Uni Soviet melarang kebebasan beragama. Akibat kebijakan antiagama yang dilancarkan Stalin, Masjid Bibi Heybat pun dihancur kan.

Sejarah mencatat, Bibi Heybat menjadi satu-satunya masjid di Azerbaijan yang dihancurkan oleh Stalin. Penghancuran masjid ini dilakukan pada hari terakhir pada September 1936. Pada hari yang sama, masyarakat Azerbaijan juga menyaksikan dihancurkannya tiga gereja.

Tak hanya indah dan unik, Masjid Bibi Heybat ternyata sangat kokoh. Seperti dilansir laman www.vision.az, tak mudah me robohkan masjid ini. Anak buah Stalin bahkan harus meledakkannya beberapa kali sebelum akhirnya bangunan benar-benar runtuh. Pada ledakan dinamit pertama, hanya sebagian bangunan yang ambruk. Atap masjid, termasuk kubah, baru runtuh setelah ledakan kedua.

Sebuah menara setinggi 20 meter yang menjadi simbol kebanggaan umat Islam setempat menjadi ba gian yang paling sulit dihancurkan. Meski menjulang tinggi, menara itu sangat kokoh sehingga baru ber hasil diruntuhkan setelah ledakan ketiga.

Sekitar 60 tahun kemudian setelah kehancurannya, Masjid Bibi Heybat dibangun kembali di tempat semula. Presiden Azerbaijan Heydar Allyev meresmikan masjid ini pada 11 Juli 1997.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement