Kamis 24 Nov 2022 23:45 WIB

BMKG: Gempa Susulan di Cianjur Masih Ada di Hari Keempat

BMKG meminta masyarakat khususnya pengungsi untuk mewaspadai potensi hujan.

Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban yang diduga seorang anak di Gedung Madrasah Nurul Iman, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Menurut keterangan orang tua Imas (34) anaknya bernama Asika Nur Fauziah (7) telah hilang saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 November lalu. Hingga hari keempat masih belum ditemukan. Proses evakuasi tersebut ditunda hingga hari esok, akibat tumpukan material bangunan madrasah yang sulit bongkar. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim SAR gabungan melakukan evakuasi korban yang diduga seorang anak di Gedung Madrasah Nurul Iman, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Menurut keterangan orang tua Imas (34) anaknya bernama Asika Nur Fauziah (7) telah hilang saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 November lalu. Hingga hari keempat masih belum ditemukan. Proses evakuasi tersebut ditunda hingga hari esok, akibat tumpukan material bangunan madrasah yang sulit bongkar. Republika/Thoudy Badai

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa susulan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih terjadi di hari keempat tetap kekuatannya semakin melemah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi gempa susulan memang masih ada hingga sepekan setelah gempa pertama terjadi pada Senin (21/11/2022), yang berkekuatan 5,6 magnitudo."Perlu kami sampaikan perkembangan terakhir, biar masyarakat semakin tenang," kata Dwikorita di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis.

Baca Juga

Meski semakin melemah, ia pun meminta masyarakat khususnya pengungsi untuk mewaspadai potensi hujan yang semakin meningkat hingga puncaknya pada bulan Desember 2022 di wilayah Cianjur.

"Yang dikhawatirkan adalah longsor dan banjir bandang, ini yang berada di bantaran sungai dan lereng gunung ini mohon (waspada)," kata dia.

Untuk itu, ia pun menganjurkan kepada masyarakat pengungsi di Cianjur untuk tidak membuat tenda-tenda mandiri sebagai posko pengungsian di lokasi yang berdekatan dengan lereng atau lembah.

Karena, kata dia, lokasi-lokasi itu berpotensi longsor karena hujan atau adanya guncangan gempa susulan. Sehingga menurutnya pengungsi harus cermat menentukan lokasi posko pengungsian mandiri."Mohon lokasi pengungsian jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah, mohon ada yang turun begitu, semakin ke arah lapang itu semakin aman," kata dia.

Pada hari keempat pasca gempa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 272 korban meninggal dunia di Cianjur. Selain itu, ada sebanyak 39 orang yang masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement