Senin 28 Nov 2022 15:10 WIB

Destinasi Aman Wisatawan Perlu Dikembangkan di DIY

Dilakukan asesmen terhadap destinasi wisata masuk kawasan rawan bencana.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Wisatawan menggunakan jasa Jeep Merapi di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Pemkab Sleman mengingatkan masyarakat dan wisatawan untuk selalu waspada saat beraktivitas di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi menyusul ditetapkanya status tanggap darurat bencana lahar hujan Gunung Merapi sejak 4 Desember 2021.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan menggunakan jasa Jeep Merapi di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Pemkab Sleman mengingatkan masyarakat dan wisatawan untuk selalu waspada saat beraktivitas di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi menyusul ditetapkanya status tanggap darurat bencana lahar hujan Gunung Merapi sejak 4 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, destinasi aman wisatawan perlu dikembangkan di wilayah DIY. Pasalnya, DIY masuk dalam kawasan rawan bencana dan sebagian besar destinasi wisatanya merupakan destinasi wisata alam.

Bahkan, destinasi dengan kunjungan wisatawan yang tinggi juga tercatat lebih banyak di destinasi wisata alam dibandingkan non alam. Tingginya kunjungan wisatawan di DIY saat ini, juga mencatat terjadinya kecelakaan di destinasi wisata, terutama wisata laut.

"Kawasan-kawasan pariwisata itu kan sekarang kunjungannya (yang banyak) ada di kawasan yang menantang adrenalin. Seperti di puncak bukit, di lereng gunung, di pinggir pantai. Memang indah dan menarik, tapi di sisi lain ada risiko-risiko di sana," kata Biwara.

Melihat terjadinya kecelakaan di destinasi wisata ini, maka perlu dikembangkan destinasi yang aman untuk dikunjungi wisatawan. Destinasi aman wisatawan ini, dikembangkan dengan disertai adanya manajemen kebencanaan.

 

"Mekanismenya kalau ada kebencanaan, ada tidak satgasnya di situ, ada tidak jalur evakuasi, titik kumpulnya ada tidak. Misalnya pos, kalau ada kejadian dimana peralatan-peralatan yang diperlukan, termasuk penanganan pertama darurat bencana, obat-obatan dan sebagainya," ujar Biwara.

Menurutnya, destinasi aman wisatawan ini perlu dikembangkan mengingat perekonomian DIY sangat bertumpu pada pariwisatanya. Artinya, sebagian besar pendapatan asli daerah (PAD) DIY berasal dari sektor pariwisata.  

Ia juga meminta agar usaha atau jasa pariwisata untuk gencar melakukan sosialisasi dan edukasi dalam mewujudkan destinasi aman wisatawan ini. Ia mencontohkan, hotel maupun jasa pariwisata yang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada wisatawan yang baru datang ke DIY terkait kawasan wisata yang rawan bencana.

"Pelaku wisata perlu mengedukasi itu sejak awal, mereka (wisatawan) kan terbatas (berada) di sini. Begitu tiba di Yogya, mereka di pikirannya hanya berwisata. Pelaku wisata bisa bekerja sama dengan hotel,, disampaikan informasi misalnya menghadapi potensi cuaca ekstrem apa yang harus dilakukan, ada informasi titik-titik longsor, banjir, dan sebagainya," jelasnya.

Sementara itu, Biwara juga sudah meminta sebelumnya kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan asesmen terhadap destinasi wisata yang masuk dalam kawasan rawan bencana. Asesmen dilakukan untuk memetakan potensi bencana yang dapat terjadi di destinasi wisata.

"Diasesmen saja kabupaten/kota terhadap kawasan-kawasan yang dimana itu banyak aktivitas, termasuk kunjungan wisatawan, tapi disisi lain dimana banyak kerawanan," kata Biwara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement