Jumat 09 Dec 2022 20:36 WIB

Lomba Marathon Digelar di Jalur Gaza Peringati Hari Penyandang Disabilitas Internasional

Diperkirakan 48 ribu orang dengan disabilitas yang saat ini tinggal di Jalur Gaza.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang Palestina yang diamputasi mengikuti lomba memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, Kamis, 8 Desember 2022. Lomba Marathon Digelar di Jalur Gaza Peringati Hari Penyandang Disabilitas Internasional
Foto: AP/Fatima Shbair
Orang-orang Palestina yang diamputasi mengikuti lomba memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, Kamis, 8 Desember 2022. Lomba Marathon Digelar di Jalur Gaza Peringati Hari Penyandang Disabilitas Internasional

IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Menandai Hari Penyandang Disabilitas Internasional, warga Palestina di daerah kantong pantai yang terkepung, menggelar lomba lari marathon bagi penyandang cacat fisik. Lomba ini diselenggarakan oleh Asosiasi Rehabilitasi dan Pelatihan Sosial yang berbasis di Gaza.

 

Baca Juga

Lomba diikuti oleh sekitar 30 peserta, dari usia 15 tahun hingga 50 tahun. Mereka menggunakan kruk medis berlomba di sepanjang jalan utama kamp pengungsi Nuseirat di tengah Jalur Gaza, dikelilingi oleh suasana yang antusias.

 

"Kami ingin menginvestasikan hari ini dengan segala cara untuk menyoroti isu-isu penyandang disabilitas dan untuk memastikan kehadiran dan kemampuan mereka untuk berintegrasi ke dalam masyarakat," kata Direktur lembaga yang menyelenggarakan acara tersebut Kamal Abu Shawish, dilansir di The New Arab, Jumat (9/12/2022).

 

Mohammed Aqil, seorang peserta yang berbasis di Gaza, kehilangan kaki kanannya saat serangan Israel menghantam rumahnya dalam perang 2014. Ia mengikuti acara marathon untuk menyoroti hak-hak orang-orang seperti dirinya di Gaza. 

 

“Kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak penyandang disabilitas dan mengurangi hambatan yang menghalangi mereka untuk mengakses layanan yang disediakan oleh lembaga resmi, sipil, dan swasta,” ungkapnya.

 

Mansour Obeid, peserta lain yang berbasis di Gaza dengan disabilitas fisik, mengatakan penyandang disabilitas menderita karena kurangnya kesempatan kerja meskipun kebanyakan dari mereka memiliki sertifikasi universitas. "Sayangnya, otoritas lokal di Gaza dan Tepi Barat memperlakukan kami sebagai orang yang hanya membutuhkan uang, padahal faktanya kami perlu hidup normal seperti orang biasa lainnya," kata ayah dua anak berusia 36 tahun itu. 

 

Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Asosiasi Rehabilitasi dan Pelatihan Sosial yang berbasis di Gaza, sebuah organisasi sipil Palestina yang peduli dengan penyandang disabilitas, diperkirakan ada 48 ribu orang dengan disabilitas yang saat ini tinggal di Jalur Gaza. Mereka mewakili sekitar 2,4 persen dari jumlah penduduk setempat.

Baca juga: Ketika Penggemar The Three Lions Serukan ‘Bebaskan Palestina!’ Saat Piala Dunia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement