Kamis 24 Jun 2021 19:45 WIB

Satgas: Dahulukan Pasien Gejala Berat dan Sedang di RS

Tidak semua pasien Covid-19 harus ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lanjut.

Satgas: Dahulukan Pasien Gejala Berat dan Sedang di RS. Petugas medis melakukan perawatan kepada pasien Covid-19 di selasar IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/6). Peningkatan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta beberapa hari terakhir mengakibatkan keterisian tempat tidur di rumah sakit penuh sehingga perawatan pasien Covid-19 dalam keadaan darurat terpaksa dilakukan di selasar ruang IGD. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Satgas: Dahulukan Pasien Gejala Berat dan Sedang di RS. Petugas medis melakukan perawatan kepada pasien Covid-19 di selasar IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/6). Peningkatan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta beberapa hari terakhir mengakibatkan keterisian tempat tidur di rumah sakit penuh sehingga perawatan pasien Covid-19 dalam keadaan darurat terpaksa dilakukan di selasar ruang IGD. Republika/Thoudy Badai

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pasien Covid-19 bergejala berat dan sedang harus didahulukan untuk menerima perawatan rumah sakit di tengah meningkatnya keterisian tempat tidur rumah sakit.

"Tidak semua pasien Covid-19 harus ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lanjut. Pasien dengan gejala berat dan sedang yang berhak didahulukan untuk mendapatkan penanganan, baik isolasi maupun perawatan intensif di rumah sakit," kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis (24/6).

Baca Juga

Menurut data global dari WHO, mayoritas pasien Covid-19 di dunia bergejala ringan hingga sedang dengan persentase sama, masing-masing 40 persen. Karena itu, kesuksesan dalam manajemen pelayanan kesehatan yang baik ini bukan hanya terkait dengan masalah operasional rumah sakit.

Namun juga terkait dengan peran besar masyarakat serta fasilitas kesehatan di tingkat komunitas. Wiku menjelaskan sebaiknya isolasi dilakukan terpusat di lokasi-lokasi yang layak agar pelaksanaannya terpantau dengan baik.

Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat bertanggung jawab menyediakan fasilitas isolasi terpusat. Mengingat kemampuan setiap daerah berbeda, maka di daerah yang masih kekurangan fasilitas isolasi terpusat masyarakat dapat membantu upaya pengendalian Covid-19 secara berjenjang dengan berinisiatif melakukan isolasi mandiri baik di rumah, tempat kos, hotel, atau apartemen.

"Pemerintah mendukung upaya ini dengan catatan masyarakat berkomitmen menjalankan prosedur isolasi mandiri dengan baik di bawah pengawasan puskesmas yang merupakan bagian dari posko," ujar Wiku.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan mereka yang positif selama isolasi mandiri, seperti istirahat cukup, konsumsi multivitamin, dan berolahraga. Selain itu, untuk meminimalisasi penularan kepada anggota keluarga lain, pastikan terdapat ruangan terpisah antara individu yang melakukan isolasi dengan penghuni lainnya.

Wiku juga mengingatkan agar tidak langsung panik dan terburu-buru pergi ke rumah sakit mendapati hasil positif lewat uji PCR. Namun, dapat memaksimalkan sumber daya dengan upaya preventif optimal melalui posko.

"Bila rasio tenaga kesehatan untuk mengawasi jumlah masyarakat yang melakukan isolasi mandiri secara terpusat belum mencukupi, maka relawan kesehatan harus ditambah untuk memastikan pelayanan yang prima. Tindakan bijak kolektif ini dapat membantu mengurangi beban fasilitas kesehatan sekaligus tenaga kesehatan," kata Wiku.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement