Senin 20 Sep 2021 13:45 WIB

Cobaan Adah Saat Berangkat Mondok

Adah tengah berusaha mewujudkan mimpinya menjadi hafidzah Alquran.

Saadatud Darain (16) bermimpi jadi hafidzah Alquran.
Foto: Dok PPPA Daarul Quran
Saadatud Darain (16) bermimpi jadi hafidzah Alquran.

IHRAM.CO.ID, Sa’adatud Darain (16) tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya tatkala membawa koper berisi bekalnya menuju Jakarta. Adah, panggilan akrabnya, adalah satu dari tiga santri Kampung Qur'an Melempo, Desa Obel-Obel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang dinyatakan lolos seleksi beasiswa di Pesantren Tahfizh Daarul Qru’an Takhasus Cikarang.

Tak lupa, Adah meminta doa restu kepada kedua orang tuanya, Imran dan Usniati. Keduanya juga ikut mengantarkan Adah ke Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid. 

Baca Juga

Sepanjang perjalanan, Adah membayangkan teduhnya Pesantren Tahfizh Daarul Qru’an Takhasus Cikarang. Kehangatan bersama teman-teman seperjuangan. Meski belum pernah berkunjung ke sana, Adah begitu antusias menunggu waktu dimana ia sampai dan berkenalan dengan santri lainnya.

Betapa tidak, menghafal Alqur'an dan menjadi hafidzah adalah impiannya sejak dulu. Keseriusannya dalam menggapai mimpi itu terlihat ketika Adah mulai menyetorkan hafalannya secara online. 

Sebab rumahnya yang berada di pelosok, ia kerap kesulitan mendapatkan jaringan seluler. Bahkan, Adah harus berjalan 300 meter ke pantai untuk sekedar mencari jaringan. Terkadang Adah juga harus menunggu hingga berjam-jam untuk menyesuaikan dengan jadwal asatidz yang membimbingnya. Namun, itu semua tidak akan menghalangi mimpinya menjadi penghafal Alqur’an. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement